Mohon tunggu...
Herry Dim
Herry Dim Mohon Tunggu... Seniman - Pekerja seni, penulis seni/kebudayaan, dan lingkungan hidup

Pekerja seni, lukis, drama, tata panggung teater, menciptakan wayang motekar. Pernah menulis di berbagai media serta berupa buku, aktif juga dalam gerakan-gerakan lingkungan hidup dan pertanian. Kini menjadi bagian dari organisasi Odesa Indonesia, dan sedang belajar lagi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Credo Badingkut *)

18 Desember 2021   14:35 Diperbarui: 19 Desember 2021   09:44 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SENI instalasi "Bandingkut" (Herry Dim, 2002)

o, negeriku
inilah negeri yang masa lalunya tercabik-cabik alasan modernitas takjelas
negeri yang begitu pengap dibanjiri sampah kata-kata
wakil rakyatnya terus menanam benih hianat di ladang keringat rakyat
maka si lemah-lembut pun berubah menjadi pemberang yang merusak
buahnya adalah api dan huru-hara yang merajalela di mana-mana.

martabat telah lama dibiarkan menjadi reruntuk
peradaban baru belum lagi tegak tiba-tiba runtuh
dan kelelap utang yang takterperikan
dalam bingung, seni dan televisinya semakin memuliakan kepalsuan
ketimbang akal sehat dan kecerdasan
ragam isme modern memang bertaburan tapi hampir semua serba sepenggal
itu pun hari demi hari terus dibakar hingga tinggal puing berserakan
berbaur dengan ragam sampah partai hingga celana dalam.

o, bagaimana pun
ini adalah negeriku
biarlah kupungut reruntuk dan sampah-sampah itu
beri aku waktu memilih dan mengeramasinya kembali
biarlah kususun ulang agar sinar kehidupan kembali berpijar

(2002)

*) Badingkut adalah serpihan-serpihan atau perca kain yang disusun kembali hingga membentuk barang baru yang berguna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun