Pendahuluan
Pesawat terbang, terutama tipe Airbus A320, adalah tulang punggung operasi banyak maskapai penerbangan di dunia, termasuk Indonesia. Untuk menjaga kelaikudaraan dan memastikan keselamatan penumpang, maskapai penerbangan menjalankan proses pemeliharaan dan modifikasi yang ketat sesuai dengan regulasi nasional dan internasional. Proses ini juga melibatkan modifikasi pesawat yang mengikuti kemajuan teknologi dan memenuhi kebutuhan kenyamanan penumpang, misalnya pemasangan sistem wifi. Dalam artikel ini, kita akan mengulas bagaimana proses pemeliharaan dan modifikasi dilakukan dengan pendekatan siklus PDCA (Plan, Do, Check, Act) dalam menjaga kelaikudaraan dan keselamatan pesawat Airbus A320.
Aspek Line Maintenance dan PDCA dalam Pemeliharaan Pesawat
Pemeliharaan pesawat tidak hanya dilakukan untuk mencegah kerusakan, tetapi juga untuk memastikan setiap komponen pesawat bekerja dengan optimal. Salah satu jenis pemeliharaan penting dalam maskapai penerbangan adalah line maintenance, yaitu proses perawatan yang meliputi pengecekan rutin dan perbaikan kecil yang dilakukan di lapangan sebelum pesawat kembali mengudara. Dalam konteks line maintenance, pendekatan PDCA menjadi sangat relevan.
Plan (Perencanaan): Pada tahap perencanaan, tim pemeliharaan mengatur jadwal dan merencanakan kebutuhan sumber daya sesuai dengan regulasi dan standar operasional perusahaan. Misalnya, untuk Airbus A320, perawatan harian seperti daily check dilakukan sebelum setiap penerbangan untuk memastikan keselamatan dalam kondisi terbang, sedangkan A-check dilakukan setiap 750 jam terbang atau 4 bulan, mana yang lebih dahulu tercapai. Proses ini dirancang agar tidak mengganggu jadwal penerbangan dan tetap menjaga kelaikudaraan pesawat.
Do (Pelaksanaan): Pada tahap pelaksanaan, teknisi menjalankan prosedur pemeriksaan sesuai dengan perencanaan yang sudah ditetapkan. Setiap harinya, teknisi akan memeriksa komponen seperti rem, hidrolik, ban, dan sistem elektronik dalam pesawat untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik. Dalam A-check, pemeriksaan lebih mendalam dilakukan, meliputi sistem avionik, mesin, dan struktur pesawat yang memerlukan pengecekan berkala agar memenuhi standar keselamatan.
Check (Pemeriksaan): Setelah pelaksanaan, dilakukan verifikasi dan validasi untuk memastikan bahwa semua prosedur telah dilakukan dengan benar. Setiap kali pemeriksaan selesai, teknisi akan mencatat setiap temuan atau kelainan yang mungkin ditemukan dan melaporkan kepada manajemen. Dokumentasi ini sangat penting dalam mencatat histori pemeliharaan pesawat yang akan menjadi dasar bagi perawatan selanjutnya.
Act (Tindakan Lanjutan): Berdasarkan hasil dari pemeriksaan dan validasi, tim pemeliharaan akan memutuskan apakah perlu dilakukan perbaikan lebih lanjut atau penggantian komponen tertentu. Selain itu, jika ada temuan baru yang perlu diperhatikan dalam siklus pemeliharaan berikutnya, mereka akan menyesuaikan perencanaan untuk pemeliharaan yang lebih optimal di masa depan.
Contoh Nyata Pemeliharaan dan Modifikasi Airbus A320
Sebagai salah satu jenis pesawat yang banyak digunakan oleh maskapai, Airbus A320 menjalani berbagai jenis pemeliharaan. Misalnya, dalam pemeliharaan harian atau daily check, teknisi akan memeriksa bagian-bagian kritis yang langsung berhubungan dengan keselamatan penerbangan, seperti sistem hidrolik, rem, dan lampu. Di samping itu, A-check yang dilakukan setiap 750 jam terbang atau 4 bulan, mana yang lebih dahulu tercapai, melibatkan pengecekan komponen yang lebih mendetail untuk memastikan kesiapan terbang dalam jangka waktu panjang.
Contoh lain yang menarik adalah modifikasi untuk pemasangan wifi di pesawat. Proses ini membutuhkan modifikasi struktural dan instalasi perangkat elektronik baru pada pesawat. Sebelum pemasangan dilakukan, maskapai harus merencanakan dengan matang (Plan), mengatur pelaksanaan (Do), melakukan pengujian konektivitas dan keamanan sistem (Check), dan mengambil langkah perbaikan bila ditemukan kendala (Act). Modifikasi ini menjadi bagian dari strategi maskapai dalam meningkatkan kenyamanan penumpang.