Mohon tunggu...
Herry Darwanto
Herry Darwanto Mohon Tunggu... Freelancer - Ingin menikmati hidup yang berkualitas

Penyuka musik keroncong & klasik, gemar berkebun, penggemar jajan pasar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Medellin Kini Terbebas dari Belenggu Narkoba

6 Februari 2017   22:21 Diperbarui: 9 Februari 2017   15:25 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: www.cities-today.com/medellin-wins-world-city-prize/

Medellin [baca meðeˈʝin] adalah kota kedua terbesar di Kolombia. Kota ini dulu terkenal sebagai pusat kartel narkoba dunia, dengan tokohnya Pablo Escobar yang legendaris. Sejak 1980an hingga awal 2000an, Medellin menduduki kota paling berbahaya di dunia. Beberapa tahun yang lalu pun, tepatnya 2011, kota ini masih mencatat tingkat pembunuhan yang tinggi, yaitu 70 orang meninggal per 100.000 penduduk. Namun angka ini sudah turun drastis dari 168 orang pada awal tahun 2000an, dan sekitar 400 orang pada tahun 1990an, ketika Escobar masih “jaya”.

Pada tahun-tahun kegelapan itu, penduduk kota tidak berani keluar rumah setelah jam 6 petang, karena kuatir dirampok, diculik atau dibunuh. Keluar kota untuk pergi ke kota-kota lain tidak terbayangkan karena kuatir tidak akan pulang dengan selamat. Namun sejak pertengahan 2000an, Medellin berubah secara bertahap. Kini Medellin tidak lagi tercantum dalam daftar 50 kota paling berbahaya di dunia, sementara banyak kota-kota di Amerika Latin masih termasuk dalam daftar itu.

Pada tahun 2012, Citi, majalah Wall Street Journal (WSJ) dan sebuah lembaga nirlaba The Urban Land Institute (ULI) menganugerahi Medellin dengan julukan Kota Inovatif Tahun Ini. Pada mulanya ULI mengumpulkan data 200 kota di dunia, mencakup aspek kebudayaan, kenyamanan hidup, pendidikan, infrastruktur, dan sebagainya. Kota-kota ini kemudian ditawarkan kepada pembaca majalah WSJ untuk memberikan penilaian dalam hal perubahan yang telah terjadi. Hasilnya keluar 25 kota, yang kemudian dimintakan lagi kepada pembaca majalah WSJ untuk memilihnya juga secara daring. Hasilnya Medellin menempati urutan teratas, mengalahkan Tel Aviv dan New York.

Tidak hanya itu, Medellin pada tahun 2016 juga menerima Anugerah Kota Dunia Lee Kuan Yew dari Pemerintah Singapura, mengalahkan 38 kota-kota besar lain. Pertimbangan memilih Medellin adalah dalam waktu duapuluh tahun Medellin mampu mengatasi masalah perkembangan kota yang tidak terkendali dan bisa mengubah kota dengan tingkat kekerasan tinggi menjadi kota yang dapat dijadikan model untuk inovasi perkotaan.

Transformasi

Perubahan Medellin terjadi sejalan dengan terbunuhnya Pablo Escobar (1993), dan menurunnya aktivitas perdagangan narkoba berkat upaya tak kenal lelah dari pemerintah Kolombia sehingga tercapai kesepakatan damai dengan kelompok pemberontak FARC. Dengan gangguan kartel narkoba yang mulai berkurang, pemerintah kota Medellin setahap demi setahap membenahi kembali kota secara fisik, sosial dan ekonomi.

Perubahan fisik kota Medellin tampak paling kasat mata dengan adanya gondola yang menghubungkan kawasan-kawasan pemukiman padat penduduk di atas bukit dengan pusat kota, dan dari sana terhubung ke pusat-pusat perkantoran, perdagangan dan industri dengan sistem angkutan kereta api kota (Medellín Metro) dan bis kota berlajur khusus. Di permukiman yang curam dibangun eskalator-eskalator untuk mempermudah pergerakan orang. Penduduk kota dari berbagai pelosok kini dapat menuju pusat kota dengan lebih mudah, nyaman, cepat, aman dan bebas polusi. Tidak salah jika pada tahun 2012, Institute for Transportation and Development Policy menganugerahi Pemerintah Kota Medellin Piagam Transportasi Berkelanjutan.

Pembangunan sistem transportasi massal terpadu itu mendorong aktivitas ekonomi menjadi lebih cepat dan kegiatan sosial semakin hidup. Kini kota berpenduduk 2,5 juta orang itu menjadi kawasan investasi paling menarik di Kolombia, yang mengambil hati para pebisnis dunia untuk melakukan pertemuan, pameran, seminar dan berbagai kegiatan lain. Museum-museum lebih sering dikunjungi orang daripada sebelumnya, pusat-pusat budaya tumbuh, perpustakaan lebih ramai didatangi pengunjung.  Dengan berbagai aktivitas kebudayaan ini kekerasan menurun drastis, rasa persaudaraan sesama warga kota menguat.

Yang juga menarik adalah bahwa pembangunan prasarana dan sarana publik di Medellin mendapat dukungan cukup berarti dari dunia usaha, misalnya  perusahaan-perusahaan konstruksi mendesain bangunan publik tanpa biaya, dan beberapa perusahaan besar berpatungan membiayai museum pengetahuan dan teknologi.  Masyarakat umum juga ikut memberikan sumbangan (dikenal sebagai participatory budgeting) untuk membangun sarana permukiman yang dianggap prioritas oleh warga setempat. Rasa memiliki yang tinggi membuat warga menggunakan sarana yang dibangun dengan lebih bijak, dengan ikut memelihara kelangsungannya.

Kepemimpinan

Transformasi Medellin terjadi berkat kepemimpinan para walikotanya, khususnya Federico Guitierez Zuluaga. Jika Zuluaga meletakkan rencana jangka panjang pengembangan kota dan membangun infrastruktur dasar, para penggantinya meningkatkan pelayanan kepada warga kota dalam berbagai bidang. Pemerintah Kota Medellin antara lain membentuk pusat inovasi Ruta N, yang membidani perusahaan modal venture untuk membantu permodalan perusahaan baru. Dana untuk Ruta N diperoleh setiap tahun dari perusahaan listrik milik Pemerintah Kota Medellin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun