Mohon tunggu...
Herry Darwanto
Herry Darwanto Mohon Tunggu... Freelancer - Ingin menikmati hidup yang berkualitas

Penyuka musik keroncong & klasik, gemar berkebun, penggemar jajan pasar

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bill Gates dan Toilet

14 November 2018   08:52 Diperbarui: 14 November 2018   09:15 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bill Gates mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap toilet. Tentu bukan toilet di negaranya, tetapi toilet di negara berkembang. Ia tahu, separoh lebih penduduk bumi ini tidak memiliki toilet rumah yang higienis. Ini artinya mereka mudah terpapar oleh penyakit, karena bakteri pathogen yang berasal dari tinja mudah meresap ke dalam tanah dan merembes ke sumur, sungai dan lain-lain. Orang yang mudah terserang penyakit membuat produktivitas kerjanya menurun. Anak-anak pun tidak bisa belajar dan mendapatkan pendidikan yang wajar jika sering diare atau penyakit lain akibat minum air yang tercemar.

Maka Bill Gates pun melalui Bill and Melinda Gates Foundation  membentuk ajang kontes Reinvent the Toilet pada tahun 2011. Ia mengajak banyak pihak - termasuk perorangan, dunia usaha dan perguruan tinggi - untuk menggagas toilet yang lebih bermanfaat bagi manusia dan lingkungan. Dan muncullah banyak ide tentang toilet yang kemudian diujicobakan, antara lain yang dapat menghasilkan air bersih, yang Bill sendiri pernah meminumnya. Ada juga toilet yang dapat menghasilkan pupuk atau gas metan untuk memasak atau memanaskan ruangan.

                                                                                                                   

Awal November 2018 lalu Bill Gates terbang ke Beijing untuk melihat pameran toilet bertema Reinvented Toilet Expo. Di sana dipertunjukkan berbagai toilet canggih dari berbagai negara termasuk dari China sendiri. Toilet-toilet mode baru ini diharapkan akan menggantikan toilet yang ada saat ini dan dapat menyelamatkan jutaan orang yang rawan terpapar penyakit akibat tidak memiliki toilet.

Kita juga mestinya ikut mendapat manfaat dari kemajuan teknologi toiletdi dunia. Data BPS tahun 2017 menunjukkan bahwa hanya 68 persen rumah tangga Indonesia yang memiliki akses terhadap sanitasi yang layak. Di beberapa daerah, seperti Papua, Bengkulu, dan Nusa Tenggara Timur bahkan kurang dari separoh jumlah penduduknya menggunakan jamban yang higienis.

Sebaiknya pengadaan toilet menjadi prioritas setiap pemerintah daerah. Dana untuk penyediaan toilet bagi penduduk kurang mampu dapat diambil dari dana desa atau dana kelurahan (yang tahun depan akan mulai dialokasikan).

Alangkah baiknya jika toilet yang disediakan sejenis dengan toilet yang sedang dikembangkan Bill Gates dan lain-lain, yaitu yang mampu menghasilkan tenaga listrik kendati berskala kecil. Pasalnya banyak desa yang belum teraliri listrik sekaligus minim fasilitas sanitasi.

Untuk itu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dinas-dinas daerah terkait, sekolah maupun perguruan tinggi perlu melakukan penelitian tentang toilet, atau bisa juga menyimak apa yang dilakukan oleh Bill Gates.  Harapannya, dalam beberapa tahun ke depan setiap rumah di negeri ini sudah memiliki toilet yang layak. Tidak elok jika kita jor-joran berpesta demokrasi tetapi sebagian masyarakat masih kesulitan buang air besar karena tidak memiliki jamban di rumah sendiri.-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun