Baru-baru ini Perdana Menteri Inggris, Theresa May, berpidato di Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) 2018 yang diselenggarakan di Davos, Swiss. Berikut ini adalah beberapa pandangan PM May yang cukup menarik untuk disimak.
Menurut PM May, tahun 2017 yang lalu dunia mempunyai alasan untuk optimis. Pertumbuhan global terus menguat, IMF memperkirakan output global tumbuh cukup tinggi yaitu 3,7%, dan perdagangan dunia mengalami kemajuan pesat. Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) meluncurkan diskusi plurilateral menyongsong perdagangan digital global. Di Inggris sendiri pengangguran berada pada tingkat yang paling rendah selama lebih dari 40 tahun.
Namun perkembangan positif itu tidak lantas membuat semua pihak puas, lantaran masih banyak hal yang harus dilakukan oleh masyarakat internasional. Komitmen mengenai perdagangan baja belum diimplementasikan, negara-negara donor masih belum memenuhi sepenuhnya komitmen membantu negara-negara berkembang agar mendapat manfaat dari pertumbuhan global, dan WTO masih perlu melangkah lebih jauh dalam melakukan reformasi perdagangan. Sektor jasa-jasa memberi sumbangan besar, 64% dari PDB global, Â namun perjanjian perdagangan di sektor ini masih jauh panggang dari api.
PM May kemudian menyoroti kemajuan teknologi, yang disebutnya menumbuhkan banyak kemungkinan bagi kemanusiaan. Akses ke internet berpotensi menambah $ 2,2 triliun terhadap PDB dunia, dan membuka lapangan kerja bagi lebih dari 140 juta orang di negara berkembang saja. Artificial Intelligence/AI (kecerdasan buatan) telah mengubah cara orang menangani keterbatasan yang dimiliki.
Robot canggih telah dapat menurunkan jumlah operasi pada kanker payudara hingga sepertiganya. Teknologi pengenalan suara dan penerjemahan membuat orang bisa pergi ke mana saja dan berkomunikasi dengan bahasa ibunya tanpa takut salah dimengerti. Teknologi digital juga telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lanjut usia, antara lain untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit lebih awal.
Dengan AI, kendaraan tanpa pengemudi dapat mengurangi jumlah kecelakaan di jalan raya. AI juga memungkinkan pemantauan dan perbaikan infrastruktur kritis dilakukan dari jarak jauh, juga dapat memprediksi dan mencegah penyebaran penyakit di seluruh dunia. Dan AI akan semakin banyak digunakan dalam pelayanan publik.
Namun kemajuan teknologi juga menimbulkan tantangan baru yang harus dihadapi. Teknologi dapat menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan, Â juga dapat dimanfaatkan oleh mereka yang memiliki niat jahat. Menurut PM May, dunia perlu melakukan langkah-langkah nyata untuk membantu setiap orang mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan global yang didorong kemajuan teknologi saat ini. Dunia juga perlu membantu menyediakan pekerjaan bagi generasi yang akan datang.
Pemerintah Inggris telah bermitra dengan dunia usaha dalam memanfaatkan berbagai peluang perkembangan teknologi. Strategi Industri Modern adalah agenda pemerintah Inggris untuk membangun ekonomi yang lebih digdaya dan lebih adil. Inggris diharapkan menjadi salah satu tempat terbaik di dunia untuk memulai dan mengembangkan bisnis.
Pemerintah Inggris terus mengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan secara nasional untuk membantu warganya belajar sepanjang karir. Institute of Coding, konsorsium dari 60 lebih universitas, pakar bisnis dan industri, bekerjasa sama membuat pelatihan dalam keterampilan digital. Â Pemerintah Inggris menyediakan anggaran 45 juta untuk membiayai program PhD di bidang AI dan disiplin terkait. Di Inggris, satu perusahaan perintis berbasis AI tumbuh setiap minggu selama tiga tahun terakhir.
Karena dampak kemajuan teknologi digital juga menimbulkan kesulitan pada pekerja, maka undang-undang ketenagakerjaan harus disesuaikan dengan praktik pekerjaan model baru. Angkutan daring seperti Uber tidak bisa dikekang, sebaliknya harus diarahkan agar bermanfaat bagi semua pihak. Undang-undang ketenagakerjaan perlu melindungi semua pekerja, sekaligus memberikan fleksibilitas bagi tumbuhnya inisiatif baru.
Teknologi seperti internet dikembangkan para ahli dengan filosofi untuk menghubungkan banyak orang sehingga meningkatkan kualitas kehidupan bersama. Namun hal itu belum sepenuhnya terjadi. Di Inggris tujuh dari sepuluh orang percaya bahwa pengelola media sosial belum berbuat banyak dalam menghentikan perilaku ilegal atau tidak etis, dalam mencegah penyebaran ajaran  ekstreme. Hilangnya kepercayaan dalam masyarakat akibat penggunaan media sosial yang tidak benar ini sangat merusak.