Mohon tunggu...
Herry FK
Herry FK Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hanya Si BODOH... yang berharap menemukan pencerahan dari seberkas cahaya ilmu di Dunia. Kuserahkan separuh jiwa pada asinnya air laut yang melekat dikulitku ~ KENTHIR 049 ~

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Q = “Qurban” antara Lumba Panu & Bayi Jelek by FK

18 November 2010   01:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:31 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini sebagai penggembira acara pembunuhan masal terhadap 2 jenis hewan yang paling diminati oleh manusia, selain oleh SITI Palembang yang vegetarian. Yup… Hari raya Idul Adha, saat melaksanakan perintah agama ber-Qurban, sehari penuh hingga tak berkompasiana-an.

Alkisah, saat daku sedang menjadi juru dokumentasi pro-bono di acara pembunuhan masal tersebut teringat kisah seorang sahabat Kompasianer Andee Meridian si Lumba Panu dengan anaknya yang baik Candra Permadi , nah begini nih kisahnya :

Candra Permadi (Anak) : “Ayah, kenapa kita harus ber-Qurban?”

Andee Meridian (Ayah) : “Anakku yang baik dan keren, kita ber-Qurban karena itu perintah agama”

Anak : “Perintah agama gimana, Yah?”

Ayah : “Ehm… dulu ketika Nabi Ibrahim AS, masih hidup suatu ketika beliau pernah bermimpi, dan didalam mimpinya beliau diperintah Allah.SWT sebagai tanda bukti ketulusan imannya untuk mengorbankan anaknya Ismail dengan cara disembelih”

Anak : “Lalu Yah… apakah Nabi Ibrahim jadi melakukannya Yah?”

Ayah : “Hehehe… Tentu anakku, karena Nabi Ibrahim benar-benar beriman dan taat pada Allah.SWT maka beliau menuruti saja perintah sebagaimana mimpinya itu”

Anak : “Lho… nggak mungkin begitu ceritanya Yah, buktinya sekarang yang dipotong dan dibantai bukan anak-anak tapi Hewan Sapi, Kerbau dan Kambing Yah… ah ayah ngarang nih”

Ayah : “Candra anakku…kalau memang perintah itu benar-benar terjadi dengan menyembelih seorang anak, maka pasti Ayah tidak akan menolak untuk mengorbankanmu sesegeranya… hahahaha”

Anak : “Ayah jelek… lalu gimana ceritanya hingga jadi sapi dan kambing yang malah jadi Qurban-nya, Yah?”

Ayah : “Nah… waktu Nabi Ibrahim hendak menyembelih leher anaknya, dan anaknya Ismail-pun pasrah dan rela untuk menjalankan perintah dari Allah tersebut, anakku. Nah, Allah SWT Maha Tahu dan Maha Pengasih atas apa yang tulus dilakukan oleh hamba-Nya mencurahkan kasih sayangnya dengan menggantikan si Ismail dengan seekor Domba yang dibawa oleh Malaikat secara gaib, sehingga yang disembelih oleh beliau adalah domba tadi, sudah paham anakkku?”

Anak : “Sudah Yah, tapi kok mau ya Ismail mengikuti Perintah orang tuanya untuk disembelih?”

Ayah : “Itu yang dinamakan taat anakku dan percaya akan apa yang ada dihati tanpa harus bertanya-tanya dan menanya-nanya, itulah yang disebut iman yang sejati…. Hanya percaya dan jalankan saja tanpa harus pusing memikirkan apa tujuan dari Tuhan. Nah pertanyaannya, apakah kamu mau kalau Ayah penggal kepala dan muka jelekmu itu?”

Anak : “Wahhhhh…. Sorry dulu deh Yah, mending kepala dan muka Ayah Andee yang penuh panu itu aja yang dipenggal dan di Qurbankan….. hehehehehe bikin malu aja…hahahahaaha”

Ayah : “Sialan…. Anak setan lue!”

1290042686867211621
1290042686867211621

So… Brother ada beberapa hal pokok dan hakikat perintah Qurban ini dilaksanakan, tapi ini menurut sudut pandang FK yang bodoh ini :

·Melaksanakan Qurban salah satu dari banyak cara kita untuk membuktikan kesungguhan Iman dan ketaatan kita secara Pribadi pada Allah SWT. Walaupun kadang banyak juga orang yang ber-qurban hanya ingin mendapatkan pujian dan mengharapkan imbalan kembali atas apa yang diqurbankannya bagi masyarakat, contoh paling gampang setiap musim kampanye ada aja sapi atau kambing dari calon-calon disekitar wilayah mesjid bersangkutan. Tapi itu semua hak setiap orang sah-sah saja asalkan tidak memaksa masyarakat yang menerima Qurban-nya untuk membalas secara langsung, silakan saja dan mereka akan menerima apa yang mereka niatkan.

·Melaksanakan Qurban adalah salah satu pengingat bagi yang lupa, bahwa Iman dan ketaatan kadang tidak harus dipertanyakan, kenapa dan mengapa? Rasakan dan jalankan saja Perintah-Nya itu sudah cukup, sebagaimana Ismail sang calon Qurban tanpa banyak bertanya mau saja dan ikhlas dijadikan qurban oleh Ayahnya… yup, jangan banyak bertanya dan mempertanyakan tapi Yakini dan jalankan saja perintah agama, tapi ingat belajar agama juga perlu biar nggak asal melaksanakan setiap perintah sehingga malah menjadi dosa. Soal balasan pahala, Walahualam hanya Allah.SWT yang tahu.

·Melaksanakan Qurban adalah pengingat bagi yang lupa, bahwa bagi yang berlebih hartanya wajib mengembalikan hak saudara-saudaranya yang lain yang kurang beruntung. Karena manusia hakikatnya harus ada yang kaya dan harus ada yang miskin. Nah diharapkan dengan ber Qurban , seseorang lebih sadar bahwa dikemudian hari dia harus lebih banyak lagi memberikan manfaat bagi sesamanya dan menyerahkan hak saudara-saudaranya yang kurang beruntung baik melalui Zakat, Infaq dan Shadaqah. Maka ikatan persaudaraan ini menjadi kuat karena yang miskin dapat menerima Qurban ini tanpa harus merasa miskin dan dikasihani, begitupun saat menerima zakat, infaq & shadaqah karena memang haknya.

·Melaksanakan Qurban adalah pengingat bagi yang lupa, bahwa Hewan Sapi, Kambing, Domba ataupun Kerbau yang di Qurbankan…. Telah menjalankan hakikat penciptaannya dihadapan Tuhan dan merupakan kebanggan bagi hewan-hewan ini karena telah menjadi media bagi manusia untuk beribadah dalam taat dalam iman kepada-Nya.

12900429181954067720
12900429181954067720

Pertanyaannya… Sudahkah kita mencoba untuk menanyakan pada diri sendiri …

Hakikat dari penciptaan kita oleh Tuhan Yang Maha Kuasa?

Nah kalau sudah tahu hakikatnya, Pertanyaannya apakah kita telah laksanakan?

Mari kita renungkan bersama masa kalah sama sapi, kambing dan domba yang hakikatnya

penciptaannya telah lunas dijalankan. Amien.

Hahahahahahahahahha FK aja bingung hakikat dirinya semestinya seperti apa? Hahahahahahaha.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun