Jaman telah berubah, kondisi sosial juga secara otomatis turut berubah, perubahan demi perubahan fisik yang terjadi dalam kehidupan manusia pada akhirnya jika kita mau lebih dalam masuk kesisi lainnya, maka kita akan menemukan bahwa perubahan ini tidak terhindarkan adalah merupakan sebuah proses dari kehidupan, namun dari sisi manusia sebagai tokoh utama sejatinya tidak ada yang berubah.
*sambil melototin judul yang tedensius diatas dan membaca paragraf pertama diatas memancing pertanyaan…. ada orang gila dari sel mana yang nulis kalimat tersebut yah wekekekekekek.
Saya percaya kita semua yang membaca, menulis, menganalisa sampai yang memberikan komentar di Kompasiana ini pasti akan menjawab “Saya Anti Korupsi!!!” jika ditanya sikapnya perihal korupsi.
Jangankan kita yang berselancar dijaman Kompasiana ini……. Bahkan yang berselancar dijaman Purbasiana (*jaman setelah ada peradaban) pun akan memiliki sikap yang sama perihal korupsi.
Artinya……… masalah korupsi sebenarnya sudah FINAL dari jaman Arke tidak pakai Sempak sampai jaman Arke pakai sempak dikepalanya wakakakakak.
Walau pun sikap ini sudah “Final”…. faktanya kenapa masih banyak yang melakukan korupsi ?..... pertanyaan yang terkesan sangat pintar tapi juga bego wekekekekkk *kata orang yang pintar membegokan orang… wakakakakak. Kalau orang kenthir bin dongo kayak yang nulis pasti akan menjawab karena ada Lendir-Lendirnya om wakakakakak…….
Di kompasiana ini banyak orang yang menganggap lendir selalu saja dengan konotasi negatif, tapi wajar sih hihihihi…. coba search deh kata “Lendir” maka hanya lendir madu yang baik wakakakak.
Back to the pointat emang jenis lendir apa saja sih yang menyebabkan korupsi? Ini dia clotttkidot :
Lendir Kesempatan alias Peluang, apabila tidak ada tetesan lendir yang satu ini maka nggak mungkin orang bisa korupsi, lendir ini akan terminimalisasi tetesannya bahkan bisa-bisa gagal menetes apabila sistem dan tata kelolanya diperketat kayak pakai celana lejjing emak-emak yang seksi *mulai deh ngehayalnya wekekekekek.
Lendir Godaan, kalau bang Napi kerap bilang ada niat, tapi sesungguhnya walaupun tanpa niat sekalipun, ketika seseorang sudah kena tetesan lendir godaan, maka kesempatan bisa dibuat, peluang bisa diciptakan untuk melaksanakan korupsi. Godaan banyak pencetusnya, misalnya yang hobi selingkuhan, punya wanita simpanan, suka berjudi, apalagi yang sudah kecanduan narkoba, maka godaan untuk korupsi sangat besar karena hobi-hobi diatas itu butuh biaya gajah wakakakakakak.
Lendir keserakahan, didunia ini ada orang yang diberkahi Tuhan dengan rasa kecukupan, namun rasanya lebih banyak orang terlendiri oleh keserakahan, karena diakui atau tidak perubahan jaman yang semakin materialistis ini melahirkan persaingan yang kejam dalam kehidupan, sehingga banyak manusia berada dalam bayangan ketidak-pastian akan masa depannya, masa depan keluarganya, hal inilah yang menyebabkan lendir keserakahan biasanya dilengketi juga oleh ambisi untuk berkuasa atau melanggengkan kekuasaannya, dan tentunya kontaminasi lendir ini adalah yang paling kuat pengaruhnya untuk membuat orang melakukan korupsi. Saking ajaibnya lendir ini bahkan ada yang hasil korupsinya dicadangkan sampai dengan kecicit-cicitnya (kayak tikus ajah….wakakakakak)