Mohon tunggu...
Herry FK
Herry FK Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hanya Si BODOH... yang berharap menemukan pencerahan dari seberkas cahaya ilmu di Dunia. Kuserahkan separuh jiwa pada asinnya air laut yang melekat dikulitku ~ KENTHIR 049 ~

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Fleeboy Kenthir Tersesat di Desa Rangkat

25 Oktober 2010   17:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:06 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ingin rasanya ku pergi ke Planet Kenthir diantara venus dan mars, untuk ikut Acara Kenthir Got Talent… tapi tentu perjalanan kesana tidaklah mudah. Tapi karena aku salah satu yang dianggap kenthir di Desaku, apalagi tadi siang Kong Ragile Kopral Kenthir telah mengirimkan surat warga panggilan Planet Kenthir terdaftar No.49 atas Herry Fleeboy Kenthir hehehe…. Warga kenthir emang sinting pake nama seenak udel, nggak pake  acara potong kambing. Tapi sungguh janganlah keliru mereka kenthir-kenthir yang berbudi.

Kubulatkan tekad untuk berjumpa para tokoh kenthir yang mashyur Kopral Kenthir Kong Ragile, Camat Kenthir Nuraziz, RT Kenthir Amaluddin Spiderman gendut, dan tokoh-tokoh kenthir lainnya yang semuanya mempunyai semboyan Sekali Kenthir Tetap Kenthir … Sekali Sinting ya tetap Sinting..hehehe.

Kuputuskan malam ini juga, kan berangkat ke Planet kenthir dengan tunggangan kuda belang yang setengah ueeedan… dialah kuda paling kenthir di desaku. Hup, tas ransel telah kupanggul siap menuju “Kenthir Got Talent”…hahaha…hahahaha…hidup kenthir teriakku saat kumemacu kuda kenthir.

Perut lapar selapar drum kosong, ku harus mencari sebuah desa. Dibawah pasti sebuah desa, Karena banyak lampu berkerlap kerlip…. Kuda kuturun dengan semangat…duk..duk..duk… yap… sampai ketanah, gedubrak dak duk dakak brak…brak …wadaow kuda kenthir jatuh lunggang langgang tak tentu arah rupanya rem sebelah kanannya macet. Aku berguling-guling , luntang pukang jatuh keatas rumput dan semak belukar dilantai tanah. Untungnya jatuh nggak sampe meledak, hehehe (emang orang kenthir udah jatuh masih tertawa). Wadaow… kuda kenthir kakinya patah … walah-walah planet kenthir ampun minta ampun, bisa-bisa gagal ikut Kenthir Got talent ….wuak lah aku muntah… jet lag menerpa atau kepalaku yang tambah kenthir, bluk aku pinggggsaaaannnnnn……***

***

Pagi yang indah, matahari bersinar cerah memancarkan cahaya yang merata dan menghangatkan seluruh Desa Rangkat. Disebuah warnet yang indah dengan plakat baru yang tertata rapi duduklah seorang wanita bercadar pemilik sekaligus penjaga warnet dialah Nyimas Herda yang sedang merapikan se-isi warnet. Disudut sanadijalan kecil berkerikil rapi melangkah dua orang anak perawan yang bernamaCinta dan Kine mengayun langkah dengan riangnya.

Nyimas Herda menyapa Cinta “hai, cinta & kine hendak kemanakah kalian?”ujarnya

“Oh, tante saya mau ke mall jalan-jalan menjumpai pujaan hati, Sang Rajawali”Cinta menjawab dengan santai.

“Oooo…gitu, hati-hati ya”ujar Nyimas Herda sambil tersenyum.

Nyimas Herda seorang wanita yang masih cukup muda tidak terlalu tua untuk seukuran desa Rangkat, namun dia belum mendapatkan jodohnya setelah pulang sebagai seorang TKW di Arab. Selain warnet Nyimas Herda juga menanam anggur dibelakang rumahnya, karena belum ada yang bertandang ke Warnetnya. Nyimas biasa menyiram pokok anggur yang berada 10 meter dihalaman belakang rumah. Sambil berdendang dia melangkah ke kebun anggurnya :

“hidup seorang TKW, sungguh sungguh melelahkan. Kini ku telah pulang ke desaku untuk menyiram dan menyayang anggur-anggurku yang indah seindah kesendirian seorang wanita… na .. na.. na.. anggur.. anggurku sayang” lantunnya.

Namun sungguh terkejut bukan kepalang dan bukan kelabang melihat pokok anggurnya pada rubuh berantakan ditanah (dia berpikir angin apa yang telah menghancurkan tanaman kesayangannya ini, kesialaan apa yang menimpannya).

Nyimas melangkah dengan perlahan, satu, dua, tiga hingga sepuluh langkah dia berhenti dan berucap “hei.. apakah gerangan dirimu itu yang didalam semak keluarlah atau kupentung dirimu!!!”itulah katanya karena dia melihat ada seekor kuda aneh sedang jongkok menindih seorang manusia yang tertelungkup didalam semak…. Bagai anak kambing yang sedang nete.

Karena penasaran Nyimas mendekat dan melihat dengan jelas disana tergolek tubuh seorang lelaki berbaju merah lengkap beserta ransel dipunggungnya (pikirnya : maling jenis apakah ini yang tidur didalam semak). Sambil mendorong-dorongkan keyboard rusak ditangannya untuk memastikan apakah si lelaki masih hidup sambil berucap “Hei…hei.. bangun , bangun, ngapain tidur disitu… kamu mau maling ya..hei.hhei “ kata Nyimas memaksa.

Ergh… ergh… oh .. apakah aku sudah mati, wahai malaikat bertopeng dimanakah aku ditempatkan Tuhanku… di Nerakakah atau di Surga?” ujar si lelaki berbaju merah sambil memalingkan wajahnya.

Nyimas terpana melihat ternyata lelaki berbaju merah itu seorang lelaki yang cukup cakep dengan wajah yang sedikit imut (hihihi… Nyimas berujar dihati, mungkin ini jodoh dari Tuhan…eh).

“oh, mas kenapa kok bisa tidur disitu, ini mah masih belum di Neraka atau di Surga mas… mas baru sadar ya?”

“eeeh.. lalu ini dimana wahai wanita bertopeng?” ujar si lelaki.

“sini biar saya bantu kamu berdiri, kita kerumah saya , tuh didepan sana” Nyimas sambil menunjuk rumahnya.

Sambil memapah si lelaki, Nyimas bertanya “ Mas dari mana hendak kemana?” tanyanya.

“saya mau ke Planet Kenthir, tapi kuda saya semalam salah dalam melakukan pendaratan sehingga kami seperti sekarang ini wahai wanita bertopeng” ujar si lelaki sambil melenguh dalam desah karena menahan sakit.

“Nih, minum dan berbaringlah disana, saya buatkan teh hangat desa Rangkat untukmu sebentar ya” ujar Nyimas.

Eeeehh, sekalian mie instantnya wahai wanita bertopeng, kami warga kenthir biasanya kalo pagi makan itu..ehhh”

Tanpa menjawab Nyimas melangkah kedapur sambil berujar dihati (enak aja ditolong malah nyuruh, untung aja cakep kalo nggak sudah ku minta Kades Yayok untuk ngurus nih orang).

Ting…. Tong… Ting … Tong (ada bel, bel warnet berbunyi tanda tamu telah tiba) itulah yang dipikir oleh Nyimas.

“Ooo… Uleng, mau browsing Leng ato mo kompas-kompasan dikompasiana… sana gih ambil tempat deh”

“Eeeh… Tante, bete nih dirumah, mending liat-liat siapa tahu ada jodoh di dunia maya”

Uleng seorang gadis cantik berjilbab coklat yang berbakti di Desa Rangkat sebagai seorang guru yang teladan anak Mommy dan pak Yayok Pemuka Desa, berujar didalam hati :

(“langit tampak cerah, tapi hati bagai mendung…. Uhh, engkau pria hujan....hiks”)

“Tante Nyimas minta air putih ya” ujar Uleng sambil melangkah ke belakang warnet.

“Tolong tante …. ada orang lagi nggak pake baju siapa dia tante!!!” ujar Uleng sambil teriak sambil sedikit teriak.

“ehmmm …. Maaf wahai wanita berkerudung coklat , aku hanya numpang sebentar disini , maaf kalo boleh tutup matamu , ku hendak ganti celana ….. ujar si lelaki (sok malu, padahal malu-maluin).

“Kamu siapa? Darimana? Mau kemana? Dan kenapa?....” tanya uleng sedikit malu (malu-maluin juga).

“namaku Herry Fleeboy Kenthir, dari desa dibalik gunung, hendak ke Planet Kenthir, mau jadi bintang Kenthir Got Talent….., hemmm… maaf kamu cantik banget, indah bagai bulan wahai wanita berkerudung coklat…hehehehe?” dasar fleeboy kenthir baru kenal langsung ngerayu.

“aku Uleng Tepu , gadis Rangkat anak Kepala Desa Rangkat yang Budiman….” Ujar uleng sambil tersipu. Dan berujar didalam hati :

“Sungguh angin tak berarah membawa hadiah dari sang surya bersama hangat pagi ini

inikah dia lelaki impian, lelaki kenthir yang tersesat, walau kenthir tetapi cakep”

“eehe….ehheee…. Uleng , lelaki ini lelaki Kenthir janganlah engkau berangan-angan , karena dia orang kenthir hendak menuju ke Planet kenthir, Desa Rangkat dan Planet Kenthir sudah lama tak bersahabat. Semenjak Kopral Kenthir yang sableng Kong Ragile namanya, telah membuat luka hati seorang perawan di Desa ini” ujar Nyimas melihat Uleng dalam lamunan dan dia tahu apa yang ada dibenak uleng, karena kesepian ditinggalkan lelaki hujan.

Well, silakan dilanjut yang dari Planet Kenthir ataupun yang dari Desa Rangkat …. Silakan… Monggo… hehehehe.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun