Mohon tunggu...
Herry FK
Herry FK Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hanya Si BODOH... yang berharap menemukan pencerahan dari seberkas cahaya ilmu di Dunia. Kuserahkan separuh jiwa pada asinnya air laut yang melekat dikulitku ~ KENTHIR 049 ~

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anas Politikus Gagal, Cengeng dan Cemen

1 Maret 2013   00:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:31 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyimak langkah politik dan menebak strategi yang sedang dilakukan oleh Anas Ubaningrum Politikus mantan Ketua Umum Partai besar di Planet Bumi, cukup menggelitik serta membuat pro kontra diantara para pengamat politik dari pengamat kelas kacang, kelas kuaci hingga kelas pelet ikan hahahaha.

Berdasarkan liputan wawancara langsung dengan Anas Ubanyang ditayangankan beberapa stasiun televisi di Planet Bumi dari beberapa kesimpulan yang dapat diambil kesan paling menonjol adalah sinyal bahwa ‘Anas memiliki informasi atau sesuatu yang disimpannya dan akan diungkapkannya kemudian hari sebagai babak lanjutan setelah ditetapkannya Anas sebagai tersangka oleh KPK’. Menyimak informasi baik dari media televisi, online maupun cetak, ada 2 hal yang sepertinya bakal menjadi kicauan Anas, yang pertama adalah Perihal kasus Bank Cengkurik dan yang kedua adalah perihal kasus Hamabelang.

Menyikapi dinamika ini, pengamat Polinthir di Planet Kenthir menganggap bahwa Anas Uban secara sah dan resmi layak menyandang predikat sebagai Politikus Produk Gagal, Cemen dan Cengeng. Tentu ada alasannya kenapa para Pengamat Politik Planet Kenthir menyematkan predikat tersebut kepada Anas Uban? Ini nih alasannya, clotttkidot :

#1.Anas Politikus Produk Gagal : Melihat langkah politik Anas yang bersikeras dengan percaya diri tidak mundur ketika telah diminta secara halus-halus kasar oleh Pimpinan Majelis Tinggi Partainya sebelum yang bersangkutan pada akhirnya ditetapkan sebagai tersangka, adalah kegagalan pamungkas yang telah dilakukannya. Kegagalan pertamanya sebagai Politikus adalah tidak mampu berbaur baik dengan lawan politik internalnya dan kegagalannya yang berikutnya adalah menganggap remeh kicauan dari seorang tersangka ‘non politikus’ yang sedang mendekam dibalik jeruji dengan tanggapan terlalu pongah dengan ucapan menantang ‘siap digantung jika bla bla bla....’ Singkatnya sebagai Politikus Teras mestinya Anas :

a)Harus mampu bersinergi dengan tokoh-tokoh senior sentral partai dan bukannya membuka front dibelakang mereka, intinya walau hati panas dengan para Sengkuni sebagai Politikus Anas harus dapat merendah namun tetap tegap sembari menggalang kekuatan sampai batas maksimum kualitas politiknya.

b)Harus mampu menyikapi tuduhan dengan bersikap tenang ala Politikus dengan bahasa diplomatis dan menindak-lanjutinya dengan mengelus si burung Nazar melalui segala cara.

c)Harus mampu mundur diwaktu yang tepat sebagai Ketua Umum sebagaimana saran FK sebelumnya, dengan catatan telah mengkondisikan ‘deal’ dengan para musuh dalam selimutnya.

#2.Anas Politikus Produk Gagal yang Cengeng : Terlalu semangatnya Anas melakukan wawancara dengan stasiun televisi yang dimulai dengan konpress pengunduran dirinya, lalu melemparkan opini-opini politik secara terbuka tentang adanya unsur persekongkolan alias konspirasi untuk menjatuhkannya sebagai Ketua Umum adalah bertujuan untuk menggalang simpati kader loyalisnya dan masyarakat, namun karena terlalu menikmatinya sehingga tidak sadar lepas kontrol melemparkan pernyataan-pernyataan politis yang justru menjadi blunder, karena lebih terkesan bernafsu menghiba dukungan seluas-luasnya dengan tawaran akan menjadi wishtle blower media untuk menjatuhkan partai yang membesarkannya.

Semestinya sebagai Politikus Elite sekelasnya, pada saat berada dalam situasi menjadi pesakitan, Anas harus tetap keep silence tidak perlu terlalu mengumbar, dan berlakulah selayaknya Politikus Elite yang bekerja dengan strategi politik dan bukannya malah menurunkan levelnya menjadi sekelas si burung Nazar yang notabene ‘bukan’ politikus tapi seorang administrator organisasi politik, sungguh sebuah pilihan cengeng dari seorang Politikus sekelas mantan Ketua Umum Partai Besar hahahaha.

#3.Anas Politikus Produk Gagal yang Cemen : Apa yang sedang dituju Anas apabila dia memutuskan menjadi wisthle blower media untuk mengungkap kasus Hamabelang sembari menyeret Ibas dan mengorek-ngorek kasus Bank Cenkurik? Apakah Anas berharap hal tersebut dapat mengembalikan Integritasnya yang telah jelas-jelas tergadai oleh timbunan harta hingga puluhan milyar yang didapatkannya selama menjadi Politikus?

Sebuah keputusan bodoh jika Politikus sekelas Anas berkicau pada publik tentang borok partainya sendiri, kemana Anas selama ini? kenapa tidak ngomong ketika masih menikmati empuknya kursi Ketua Umum bro? Kenapa setelah jadi pesakitan baru mulai ngoceh? Emang selama ini ngelamun sambil pura-pura lupa atau takyuttttt alias cemen yah..hahahahaha ?.

13620753721609362747
13620753721609362747

Artikel ini tanpa tendensi upaya melawan arus semangat mengungkap kebenaran atas kasus-kasus korupsi yang terjadi dinegeri ini, tapi murni melihat sisi lain menilik level sang Elite Politikus. Ada cara dan strategi yang lebih manis jika Anas ingin dicatat sejarah bangsa ini sebagai mortir Wisthle blower yang berhasil mengungkap kasus-kasus mega korupsi di negeri ini, dengan cara elegan dan sesuai level politiknya, dengan tujuan murni sedikit mencuci cacat politik yang telah dilakukannya hahahahahaha.

1362075438285327631
1362075438285327631

Wakakkakakakakakak Salam Bibir Kenthir wakakakakakakka

13620754561470390103
13620754561470390103

Next Article, link :

Strategi Anas Cicil Cacat Politiknya

Ilustrasi : my editing collection

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun