pagi itu jam tiga dinihari saya masih duduk di depan tv. saya sedang menonton siaran langsung pertandingan perempat final uefa champions league antara liverpool melawan chelsea. skor akhir pertandingan adalah 3-1 untuk chelsea yang saat itu bertindak sebagai tamu. kostum chelsea berwarna biru sehingga julukannya adalah the blues dan liverpool berkostum merah (the reds).
Hari itu adalah tanggal 9 April 2009. Siang harinya saya dan istri pergi ke tps, sebelum berangkat anak saya yang masih kelas satu sd meminta saya dan istri saya agar jangan lupa mencontreng pks. saya hanya tersenyum sambil bertanya "emang kenapa pks". itu kan bagus pak, jawab anak saya. tps yang saya tuju adalah tps 13 yang berada di kelurahan bintaro jaksel (masuk dalam daerah pemilihan dki 2). malam harinya di rumah, saya menonton tv one yang menyiarkan hasil quick count pemilu. istri saya tersenyum sambil meledek saya, ketika hasil quick count menunjukkan partai dengan nomor urut 31 yang berwarna biru berada di urutan teratas mengungguli partai yang berwarna merah. tidak ketinggalan anak saya ikut menimpali "pak, juaranya pks ya" dia agak kecewa ketika mengetahui bahwa jawabannya adalah tidak.
saya jadi teringat pertandingan sepakbola yang saya tonton sebelumnya. bukankah the blues mengalahkan the reds, dengan skor 3-1. memang the blues belum jadi juara liga champions. tapi saya juga ingat tahun 1999 mu (kostumnya juga merah) tampil sebagai juara liga champions mengalahkan bayern muenchen, dan saat itu pemilu di Indonesia dimenangkan oleh partai yang berwarna merah. Kemudian tahun 2004, juaranya adalah fc porto (kostumnya biru) mengalahkan as monaco, dan tahun itu yang orang punya partai berwarna biru menjadi presiden di Indonesia.
apakah juara liga champions tahun ini adalah klub yang berkostum biru (barcelona,chelsea atau fc porto), atau justru yang berkostum merah (mu atau arsenal). jangan lupa nanti malam ada pertandingan antara fc porto vs mu dan arsenal vs villarreal
apakah yang punya warna biru akan jadi presiden lagi..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H