[caption caption="Gambar: pinrest.com"][/caption]
Lamunanku di bus beberapa malam lalu terpecah. Obrolan muda mudi yang asik penuh canda gurau itu entah kenapa mengalihkan pikiranku yang sedari tadi tertuju pada rekening bank yang belum bergoyang-goyang angkanya. Beberapa kali ku perhatikan dan dengarkan obrolan mereka baik-baik. Rupaya, gadis (??) bermata biru berumur (mungkin) 20an itu sedang memerkan tato barunya yang menempel di betis hampir menuju paha, tepat diatas sepatu boot kecil yang dipakainya itu.
Ya, dia memamerkannya kepada seorang remaja pria yang duduk disebrang nya. Duduk tepat disebelahku.
"Lihat, ini jenis tato terbaru. Gambarnya 3D", ujarnya.
Sontak aja, tanpa disuruh, aku pun mengikuti bola mata remaja pria itu memandangi betis sang gadis, .. eh tato 3D gadis itu.
Remaja itu terlihat begitu kagum, memuja-muji indahnya tato 3D bergambar karakter feminisme.
Aku pun diam-diam ikut memuji, tapi .. aku masih bingung sebenarnya yang aku puji itu tato 3D atau yang lainnya.
Sang gadis begitu bangga, semakin bangga dengan puja-puji yang ditujukan kepadanya. Sang pacar si gadis, yang duduk disebelahnya pun ikut memuji. Puaslah hati sang gadis, dengan pujian dan tato 3D nya itu.
"Ayo, ayo.. buat lah tato di tubuh mu", rayu si gadis kepada si remaja pria itu.
"Kamu masih muda, ayo manfaatkan kulit muda kamu yang bagus itu.." ujarnya bersemangat.
Aku tersentak. Entah kenapa pikiranku tiba-tiba melayang ke Keith, temanku satu kantor. Keith sudah tua, tapi memaksa bekerja untuk menghidupi dirinya yang tak lagi bertenaga. Tak ada lagi wanita, istri, apa lagi anak.