Gambar: Captain America/ Doc. Pribadi
Â
Aksi Erlanto Wijoyono menghadang konvoy pengendara motor gede Harley Davidson memang sudah berlalu. Namun, dibalik aksi tersebut, kita disuguhkan banyak pelajaran. Salah satunya adalah status sosial kita di masyarakat tidak menjadikan kita special dengan perlakukan spesial juga. Termasuk dalam berkendaraan, atau berlalu lintas. Kita memiliki kedudukan yang sama di jalan, tanpa mempedulikan siapa kita dalam kaca mata sosial. Juga tidak dapat dikatakan dengan pengawalan aparat pollisi pun kita berhak didahulukan dari pengengguna jalan lainnya. Yang nota bene adalah masyarakat juga. Toh, dimata hukum, kita adalah warga negara yang berkedudukan sama.
Setidaknya inilah yang ditampilkan oleh si Superhero, Captain America, dalam kunjungannya ke Leeds, Inggris kemarin (2 Okt 2015). Saya tidak menduga bahwa kelegar kenalpot motor gede itu berasal dari kendaraan manusia bertopeng dengan tameng bendera America. Tapi saya tidak berani berkesimpulan tentang aseli atau tidaknya. Original atau tidaknya si pengendara motor, si SuperhHero, Captain America yang muncul di Box Movie.Â
Tak ayal, kehadiran sang Superhero menjadi pusat perhatian kami, pejalan kaki, juga pengendara yang lain.Â
Tapi yang menarik, walaupun seorang Superhero, walaupun dengan pakaian yang mentereng, walaupun menjadi perhatian orang, walaupun bawa pake motor besar yang mahal. Superhero tetap superhero, tanpa butuh dikawal siapa-siapa. Ya namanya juga Superhero.Â
Saya sih yakin bahwa semua orang bisa menjadi superhero, seperti Captain America di gamar itu. Asal bisa tertib dan antri, dan tidak turut membuat "beban sosial" di jalanan. Wong, Captain America saja ikut terbit dan antri dalam berlalu lintas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H