Tiga hari lagi, tahun ajaran baru akan dimulai. Waktunya kegiatan belajar-mengajar akan efektif berjalan mulai hari Senin, tanggal 15 Juli 2019 minggu depan. Untuk menyambutnya, sudah hampir seminggu ini saya perhatikan kios-kios penjual peralatan sekolah ramai dikunjungi orang tua dan para calon siswa. Mulai dari pembelian seragam sekolah, tas, sepatu dan lain-lainnya.Â
Satu hal yang menarik perhatian saya adalah pertanyaan orang tua terkait perlengkapan tas sekolah kepada penjual, beberapa pertanyaan saya tuliskan sebagai berikut:
Apakah tas nya muat untuk buku paket yang tebal-tebal?
Apakah tas nya cukup lebar untuk buku LKS?
Apakah tas nya besar buat buku-buku merek Kampus?
dan pertanyaan lain sejenisnya.Â
Kesimpulannya, orang tua dan calon siswa sudah berpikir tentang "beban" buku paket yang mereka harus bawa, ditambah buku buku tulis untuk mencatat, dan yang tak kalah penting lembar kerja siswa untuk tiap buku paket itu.Â
Saya pernah mengalami hal ini: "Beban buku-buku paket" yang begitu berat" yang harus dibawa tiap hari kesekolah dengan berjalan. Kebetulan jarak rumah saya ke sekolah sekitar 30 menit jalan kaki, atau sekitar 3 Km. Dan harus diakui, beban berat ini begitu merepotkan saya karena sering mengakibatkan nyeri di pundak. Belum lagi biaya yang harus ditanggung untuk pembelian buku-buku tersebut kala itu. Sebuah media online, kami lalu mengulas potensi cidera siswa dari beban tas yang terlalu berat, yaitu terkait postur tubuh, nyeri, peredaran darah dan cidera bagian tubuh.Â
Padahal, pemerintah tengah mengkampanyekan buku elektronik dan perangkat pendukungnya. Selain juga, banyak sekolah telah menyiapkan locker penyimpanan dan laci-laci yang bisa dipakai untuk menyimpan buku-buku paket yang berat itu . Namun tetap saja, seolah kita belum mampu meninggalkan tradisi buku cetak. Walhasil, seperti anak saya, ... tetap saja harus membawa segudang buku ditas ke sekolah.Â
Apakah para pembaca punya alterantif solusi untuk masalah beban buku?
Atau para pembaca yang juga guru dan admiistrasi sekolah tengah menyiapkan strategi tertentu?
Saya tunggu lho ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H