Mohon tunggu...
Herri Mulyono
Herri Mulyono Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Perguruan Tinggi Swasta Jakarta

Bercita-cita menjadi pribadi sejati yang bermanfaat bagi diri dan orang lain. Website: http://www.pojokbahasa.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

17 Dosa Harian Dosen Penulis Jurnal Internasional

18 Februari 2019   16:28 Diperbarui: 18 Februari 2019   16:43 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://www.timeshighereducation.com

Penelitian dan publikasi merupakan satu diantara tiga dharma perguruan tinggi yang harus dipenuhi oleh setiap dosen. Peraturan Kemristekdikti tahun demi tahun meningkatan standar kualitas dari tugas publikasi dosen sebagai bagian pelaksanaan tri dharma tersebut. Dua tahun terakhir, kualitas publikasi dosen diukur pada seberapa mampu dosen dapat menerbitkan tulisan ilmiahnya di jurnal internasional. Bahkan, untuk jenjang Lektor Kepada dan Guru Besar, beban publikasi internasional ditingkatkan menjadi jurnal internasional terindeks dan berputasi. Kriteria terindeks dan berputasi ini mengarah kepada satu indeksasi: Scopus dan Faktor dampaknya. 

Dalam banyak aspek, tuntutan Kemrikstekdikti ini sangat positif dalam 'memaksa' para akademisi untuk keluar zona aman standar 'kepakarannya'. Namun bagi banyak dosen, tuntutan tersebut dianggap memberatkan. Terlebih bagi mereka yang sulit untuk keluar dari zona aman tersebut serta mind-set publikasi yang menurut saya masih berada dalam zona 'dosa menulis dan publikasi'. 

Penggunaan istilah 'dosa' mungkin terdengat begitu ekstrim ditengah hiruk pikuk politik dengan banyak jargon agamis. Dalam konteks tulisan saya ini, dosa saya gunakan untuk merujuk semangat untuk menghindar dari kesalahan.

Saya mengumpulkan beberapa dosa harian dosen ketika melakukan menulis dan publikasi tersebut yang saya ambil dari pengalaman saya menjadi instruktur dan narasumber penulisan karya tulis ilmiah di perguruan tinggi. Dosa harian inilah yang banyak menyebabkan kegagalan dosen dalam menerbitkan karya ilmiahnya pada jurnal jurnal internasional. Beberapa diantaranya adalah:

  1. Publikasi internasional adalah urusan kenaikan pangkat dan sertifikasi dosen
  2. Menulis artikel dimulai sebulan dua bulan ketika akan mengisi BKD atau naik pangkat akademik
  3. Publikasi pada jurnal internasional proses instan. Hari ini submit, dua hari kemudian review, dan seminggu kemudian sudah publish online
  4. Publikasi internasional urusan uang. Asal berani bayar mahal, pasti dapat publish
  5. Riset yang dilakukan sudah sempurna dan pasti dapat diterima masyarakat internasional
  6. Riset yang dilakukan sudah sempurna dan sudah diwaliki dalam laporan
  7. Riset yang dilakukan sangat kompleks (dengan tingkat kesulitan tinggi) sehingga artikelnya pasti publish di jurnal internasional
  8. Artikel internasional adalah ringkasan laporan penelitian
  9. Artikel yang dikirim pasti publish
  10. Artikel yang ditulis sudah sempurna, tidak perlu di sunting, apalagi meminta feedback dari kolega
  11. Manulis adalah proses instan. Draft pertama dianggap sudah sempurna dan langsug di submit ke Jurnal. Besoknya tinggal menunggu kabar accepted untuk publish
  12. Menulis dalam bahasa Indonesia, dan ketika diterjemahkan dalam Bahasa Inggris dianggap memiliki makna seperti yang dituliskan dalam bahasa Indonesia-nya
  13. Bahasa yang komplek merupakan bahasa ilmiah kelas tinggi dan bergengsi
  14. Semakin kompleks struktur tulisan semakin scientific dan bermutu tinggi
  15. Judul yang panjang dan banyak variable merupakan judul yang berkualitas tinggi
  16. Artikel adalah pendapat saya, tidak perlu banyak referensi
  17. Referensi cukup buku, karena lebih tebal dan banyak deskripsi.

Demikianlah sedikit rangkuman saya. Saya akan tambahkan lagi dilain waktu. Bila ada yang kurang mohon tuliskan di kolom komentar sehingga bisa saya update database diatas.

Salam dosen berkemajuan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun