Mungkin dua hal inilah yang tidak mendapat perhatian oleh guru. Selama ini bullying hanya diartikan kekerasan kelompok pada seorang individu. Padahal konteks bullying bisa sangat luas. Kurangnya pengetahuan guru tentang bullying akan memperburuk situasi dikelas dan tindakan bullying akan semakin dianggap "wajar". Terlebih guru kemudian menggunakan alasan "wajar masih anak-anak" ataupun "Murid kami di kelas bukan hanya satu, tapi tiga puluhan" sehingga praktek bullying ini kerap lepas dari perhatian guru. Walhasil, lagi-lagi siswa harus menerima tindak bullying ini di lingkungan yang semestinya aman bagi mereka untuk menerima pendidikan dan pengajaran.Â
Semoga hal ini mendapat perhatian bagi pihak-pihak terkait di komunitas pendidikan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H