Mohon tunggu...
Herri Soedjarwanto
Herri Soedjarwanto Mohon Tunggu... -

Pelukis profesional, otodidak. Mantan asisten Dullah (pelukisnya Bung Karno). Pernah “dicuci otak” oleh S.Sudjojono soal visi misi seniman. Tahun 2010 Herri diundang sebagai “Dosen Luar Biasa” ,di Fakultas Seni Rupa ISI Surakarta, Jurusan Seni Murni.\r\n\r\nKaryanya dikoleksi: Istana Negara RI, Jakarta - Museum Purna Bhakti Pertiwi (Museum Pak Harto) - Wisma Lukisan TMII - Jakarta -. Museum Dullah Solo - Museum Rudana Bali, ..dll \r\n\r\nKaryanya dimuat dalam buku: "BALI INSPIRES, MASTERPIECES OF INDONESIAN ART" (2011), ditulis oleh JEAN COUTEAU (Perancis).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lukisan Tokoh: Dewa Kwan Kong Versi Herri Soedjarwanto 2015

21 Januari 2015   17:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:41 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1421811670853093170

[caption id="attachment_392233" align="aligncenter" width="447" caption=" Lukisan Dewa Kwan Kong versi Herri Soedjarwanto 2015"][/caption]

http://herri-solo.blogspot.com
Guan Gong (Kwan Kong) adalah seorang Jenderal terkenal yang hidup pada Zaman Tiga Negara (Sam Kok) 160 – 219 M. Lahir di He Dong (sekarang Jie Zhou), propinsi Shan Xi, dan bernama asli Guan Yu.

Tahun 184, Guan Yu melarikan diri dari kampung halaman-nya setelah membunuh Orang demi membela kaum yang lemah. Beliau menuju wilayah Zuo, kemudian berkenalan dengan Liu Bei dan Zhang Fei. Liu Bei adalah Anggota Keluarga Kaisar Kerajaan Han yang sedang merekrut Prajurit untuk membasmi pemberontakan sorban kuning. Karena memiliki cita-cita yang sama, maka mereka ber-tiga menjalin Persaudaraan yang dikenal dengan sebutan Tiga Pertalian Setia Taman Bunga Persik. Semenjak itu, mereka ber-tiga berkomitmen sehidup semati memperjuangkan cita-cita penegakan hukum demi membersihkan Kerajaan Han dari gerogotan korupsi dan pengkhianatan.

Namun kerajaan Han yang telah berdiri kokoh selama 400 tahun itu akhir-nya terpecah menjadi 3 Kerajaan, yang mana Liu Bei sebagai salah satu Anggota Keluarga Kerajaan yang menyatakan diri sebagai penerus Dinasti Han. Era ini-lah yang kemudian di kenal dengan sebutan San Guo (Sam Kok-Tiga Negara). Perjuangan keras tiga ber-Saudara Taman Bunga Persik untuk mempersatukan Tiongkok tidak berhasil. Begitu-lah hingga usia 60 tahun, Guan Yu bersama Putra-nya, Guan Ping, akhir-nya gugur dalam pertempuran.

Meskipun demikian, rasa hormat terhadap Guan Yu, Pahlawan berparas merah lebam ini, tidak serta merta lenyap. Keberanian, kesetiaan dan jiwa ksatria Beliau menjadi kisah harum dalam Masyarakat Tionghoa selama turun temurun, hingga kini. Selain itu, dalam kalangan spiritual, dikenal pula kisah perjodohan Guan Yu dengan Ajaran Buddha, sebuah Ajaran kebenaran sejati yang menembus kepekatan misteri dimensi ruang dan waktu. Ya, Guan Yu menjadi Siswa Buddha setelah beliau gugur.

Kwan Kong telah mencapai kesempurnaan dengan gelar Bodhisattva Satyakalam, Guan Sheng Di Jun (Kwan Seng Tek Kun).

Kwan Kong bersifat Internasional, diakui seluruh Dunia. Arca Kwan Kong terdapat di Wihara atau Kelenteng di berbagai belahan Dunia. Bahkan Kwan Kong adalah salah satu Dewata yang dipuja oleh ke-tiga Agama (Sam Kauw) sekaligus.

Kaum Buddhist menganggap-nya sebagai Dewata Pelindung Kuil dan Bangunan-bangunan suci (Salah satu dari Ke Lan Seng Ciong Pho Sat). Kaum Taoist menghormati-nya sebagai Malaikat Pelindung Peperangan. Sedangkan Kaum Confusianist memuja-nya sebagai Orang suci dan teladan dalam hal setia, pri kebenaran dan keberanian.

Sepanjang Kekaisaran Tiongkok dan pada Dinasti Qing, Kwan Seng Tee Kun amat dipuja bersama-sama Kwan Im Hut Co. Beliau adalah Dewata Utama Pelindung Kerajaan.

Guan Yu (Kwan Kong) bukan saja telah menjadi sosok yang identik dengan pemujaan spiritual, ... namun beliau juga adalah penyatu kultur Masyarakat Tiongkok di mana pun berada dan menjadi sebuah maskot tentang: semangat pengabdian, kesetiaan, dan sikap yang lurus.

Sifat Keteladanan Guan Yu (Kwan Kong)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun