[caption id="" align="alignleft" width="353" caption="Pengantin dengan Pakaian Adat Bali "][/caption]
"Tatapan Cinta" karya Herri Soedjarwanto
konon seniman itu malas, tak disiplin, seenaknya sendiri...betulkah ?.. baca ini dulu, baru anda tahu :.. itu salah besar.. Pernikahan adalah salah satu moment terpenting dalam kehidupan seseorang. Wajar jika mereka mengabadikan momentum bahagia itu secara khusus. Selain foto, video, banyak juga yang mengabadikannya ke dalam bentuk lukisan, karena lukisan dinilai mampu menutupi kekurangan / kelemahan foto. Meski pun untuk itu mereka harus merogoh kocek lebih dalam lagi.
(maaf lukisannya ‘diwakili’ Bali , karena pemilik belum mengijinkan lukisan (privacy) pernikahannya ditayangkan)
Saya sering menerima order melukis foto sepasang pengantin dalam pakaian pernikahan , baik modern maupun tradisionil. Biasanya mereka berpesan : “tak usah buru-buru Mas, yang penting hasilnya bagus…” Tapi beberapa hari yang lalu, pertengahan bulan puasa, saya dihadapkan pada sebuah ‘mission impossible’…
“ Pak Herri, secara kebetulan saya lihat lukisan anda di weblog, bagus-bagus. Kita punya foto pengantin, tapi kecil dan agak kurang tajam, apakah pak Herri bisa membuatkan lukisan dengan acuan foto itu?” terdengar suara dari seberang telepon, seorang yang belum pernah kukenal sama sekali, dari pulau seberang , Kalimantan Barat.
“Saya lihat fotonya dulu Pak, baru bisa menjawab…” sahutku.
Tak lama kemudian foto dikirim via email. Sebuah foto Pengantin Adat Melayu Pontianak. Terus terang saya tertarik dengan obyek dan pakaian adatnya. Tertarik.. Itu adalah alasan utama dan terkuat mengapa saya mau mengerjakan sebuah lukisan.
Saya duga ini bukan hasil jepretan dari fotografer professional yang resmi disewa. Melihat hasilnya yang agak samar, dan diambil dari posisi yang tidak pas dari tengah , tapi agak miring ke kanan . Hingga wajah nampak distorsi , agak miring asimetris / peyot.. (fotografer yang resmi biasanya mendapat posisi ideal, pas di tengah ) Selain itu, rupanya diambil dengan kamera poket, kecil , dan sudah 25 tahun yang lalu pula.
Tapi secara umum , dari bahan foto ini bisa dibuat sebuah karya lukisan yang indah. Sehingga kemudian saya jawab : “Baik Pak , saya sanggup mengerjakannya…” .
Ketika membicarakan beaya , beliau awalnya agak kaget mendengar tarif yang kuajukan, karena berpuluh-puluh kali lipat besarnya dari tarif pelukis wajah pada umumnya. Kemudian kujelaskan apa yang membedakan aku dengan pelukis lain.
Saya punya konsep dan komitmen yang tegas soal lukisan potret wajah..
“Saya tidak mau hanya sekedar mengcopy , membuat lukisan wajah yang sama dengan fotonya . Saya mau membuat lebih dari itu. Saya ingin membuat sebuah karya seni berdasarkan foto itu. Lukisan yang bisa dipertanggung jawabkan kualitasnya, bahkan layak dipamerkan di Istana atau di museum sekalipun. Saya menjamin lukisan ini akan lebih bagus dan “lebih hidup” dari pada foto aslinya.”
Menurut saya : Tugas seorang pelukis potret wajah ( portraitist) adalah memperbaiki kesalahan dan menambah kekurangan yang ada dalam foto. Sehingga targetnya adalah: lukisannya harus menjadi lebih bagus, lebih hidup, lebih indah dan lebih berbobot daripada foto acuannya, tapi harus tetap persis karakter wajahnya. Kalau pelukis tak mampu mencapai target itu, berarti lukisan itu gagal atau , sang pelukis memang belum cukup ilmu, masih harus banyak belajar lagi.
Saya sadar apa yang saya katakan itu sangat terbalik ( paradox) dengan pendapat umum masyarakat yang berbunyi: "Seni lukis realism tak dibutuhkan lagi, sudah ada foto, cukup sekali jepret saja hasilnya sudah lebih bagus".
Untuk mereka yang berpendapat seperti itu saya ingin menegaskan bahwa :
“Pernyataan itu hanya benar dan berlaku bagi orang dan pelukis yang belum cukup ilmu, yang pemahaman dan penguasaan realismenya masih kurang. Bagi mereka, membuat lukisan menjadi lebih bagus dari foto adalah mustahil… sebuah mission impossible.
Sedangkan seorang pelukis realisme sejati akan berkata: “Beri saya selembar foto (wajah) , dan saya akan membuat sebuah lukisan yang jauh lebih bagus dari fotonya.” Dan kemudian ia buktikan bahwa sesungguhnya seniman sejati mustahil dikalahkan oleh kamera.” ( klik disini untuk mendalami masalah ini)
Setelah mendengar semua penjelasan itu dan mungkin sudah mengecek ke Museum Rudana, Bali, ia segera setuju dan mentransfer 50% harga, sebagai tanda jadi dan mulai pengerjaannya.
Sore itu 3 Agustus 2012, beliau menelpon: “ Pak Herri sudah saya transfer 50% ke rekening Bapak. Lukisan itu harus sudah jadi tgl 15 Agustus, karena akan dibuat sebagai sebuah kejutan untuk sebuah acara penting “.
Hah..?!! malah saya yang terkejut duluan.!!
Impossible..!!
Lukisan 2 figur / wajah sampai ke lutut, dengan pakaian adat Melayu Pontianak, yang penuh pernik asesori itu, normalnya butuh waktu total +/- 4-5 minggu. Dan saya sekarang hanya punya waktu kotor 12 hari. Masih harus dikurangi 1hari untuk selesaikan lukisan yang sedang kukerjakan saat ini, butuh 2 hari untuk pengeringan sebelum bisa digulung masuk tabung untuk dikirim. Jadi tinggal 9 hari kerja ..!!
“ Wah Pak ini kerjaan sebulan, gak mungkin selesai dalam 9 hari? ini bener-bener Mission Impossible… bisakah ditambah 5 -7 hari lagi biar tuntas”.
“ Ha-ha-ha-ha.. ….maaf, ngga bisa pak, karena tanggal 17/8 mau dipakai acara. ..Yaa.. Mission Impossible… tapi dari pengamatan kami selama ini, saya yakin Pak Herri bisa.. entah gimana pokoknya saya percaya deh ..”
Nah, kalau sudah dikunci dengan kata “saya yakin dan percaya anda” .. kan kita gak mungkin bisa mundur lagi??.. satu-satunya jalan agar cukup waktu , jam kerjanya yang dilipat gandakan.
Jadi dalam 9 hari itu saya tenggelamkan diri , tak pernah beranjak dari depan lukisan, dan hanya berhenti untuk tidur sekitar 2 jam sehari.. selebihnya hanya melukis dan melukis terus .
Sebetulnya hal itu biasa saja , toh hanya 9-10 hari, setelah itu bisa saja balas dendam dengan tidur terus-menerus sehingga kondisi pulih lagi. Cuma masalahnya ini dalam kondisi berpuasa. Digenjot tiap hari seperti itu, kondisi tubuhku ngedrop, panas dalam , sariawan parah sampai radang tenggorokan menyerang.. Badan panas dingin meriang demam, pusing… tapi tak boleh berhenti, harus tetap bekerja /melukis .. karena dead line sudah ditetapkan , tak bisa mundur lagi.. Saya hanya berdoa , memohon dan minta didoakan agar diberi sehat dan kuat hingga bisa selesai.
Alhamdulillah , akhirnya selesai sesuai jadwal. Tanggal 14 Agustus, lukisan siap kirim. Tapiii karena saking terfokusnya dan tenggelam dalam kerja melukis, ada satu hal sepele yang terlupakan sama sekali, dan itu fatal…
Lupa bahwa hari ini adalah H -5 lebaran, semua titipan paket / cargo seperti TIKI, JNE, DHL, Elteha dsb, semua overload. Sejak tanggal 10/8 barang tak bisa dikirim. Bisa diterima tapi ngirimnya baru bisa nanti tanggal 22-24/8..!
Jadi kuputuskan harus kuantar langsung . Tapi… tiket pesawat-pun habis sampai tgl 21/8. Ah kalau dulu tak terlupa, tentu sudah ku booking jauh hari. Kuhubungi siapa saja termasuk adik sepupuku yang pilot, agar bisa titip lukisan, tapi rutenya sekarang tidak ke Pontianak, dan tak bisa bantu..
Aku bener-bener stress.. seumur-umur memang baru kali ini dapat order pas bertepatan dengan dekat lebaran.. sungguh tak mengira akan seperti ini. Karena hari-hari biasa, biasanya semua lancar-lancar saja, no problem. Tapi kali ini reputasi dan kredibilitasku dipertaruhkan...
Kulaporkan semua masalah dan kendala pada boss pemesan lukisan.. dan berserah pasrah pada kehendak BOSS BESAR yang di atas langit sana.
Keesokan harinya muncul keajaiban…., saya dapat kabar agar menitipkan lukisan pada seseorang di bandara Adi Sucipto Jogja, yang akan berangkat ke Pontianak jam 9 pagi.
Kamis 16/8 habis saur dan subuh saya langsung berangkat ke Bandara Jogja untuk titip lukisan… . dan...jam 11 siangnya saya dapat telepon dari Pontianak bahwa lukisan sudah diterima dengan baik, dan mereka sangat puas dengan hasilnya..
Alhamdulillah...dengan KehendakNYA sebuah Mission Impossible telah terlaksana .. Beban yang menindih batinku telah terangkat, plong rasanya , terasa ringan.. . Sebaliknya fisikku , sekarang baru terasa… ternyata remuk redam… menagih untuk tidur panjang.. …
Ohaheemmm.. saya pamit mau tidur dulu ya… saat terbangun nanti saya mau ceritakan semua kisah ini… zzzz...zzzz...zzz..
Lihat artikel / gambar lain yang terkait langsung dengan topik diatas :
-Lukisan Potret Wajah / Lukisan Wajah ( definisi dan gallery )
-Lukisan Potret Wajah dengan Pesan Khusus yang Unik...
-Dari Jalanan Sampai Lukis Presiden
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H