Mohon tunggu...
Hero Violet
Hero Violet Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Benarkah Jogja Sudah Tak Lagi Nyaman dan Aman?

20 Desember 2016   07:58 Diperbarui: 20 Desember 2016   08:42 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada sabtu (10/12) saya mewawancarai beberapa orang mahasiswa yang identitasnya sebagai pendatang di kota jogja.

Pertama Sisca, ia meranggapan bahwa “ jogja aman kalau dari segi gangguan secara fisik karena untuk lingkungan tempat tinggalku gak ada gangguan terror,begal dsb, tapi kalau dibilang aman secara batin dari segi kekeluargaan, keramahtamahan khas jogja rasanya saat ini sudah berkurang, yang paling terasa itu adanya sikap intoleran antar umat beragama dan sikap acuh tak acuh akan aturan dari sebagian pendatang yang biasanya menimbulkan kekhawatiran:.

Kedua Arbianto, beranggapan bahwa “ jogja sekarang ini sepertinya sudah mulai tidak aman, dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya saya merasa tahun ini banyak kejadian-kejadian yang membuat saya sangat khawatir dan merasa tidak nyaman contohnya penjagaan atau pengawasan yang di lakukan oleh keamanan hanya ditempat-tempat tertentu dan hanya di beberapa lampu merah saja sedangkan di tempat atau lampu merah lainnya juga perlu di jaga agar tidak terjadi kasus kecelakaan yang di sebabkan oleh orang-orang yang egois karena tidak taat pada aturan lalu lintas dan hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa memikirkan orang lain sehingga orang lain berada dalam bahaya bahkan menjadi korban”.

Saya juga merasa akhir-akhir ini banyak sekali konflik yang terjadi khusunya di jogja, seperti kasus maraknya begal yang terjadi khususnya di jogja yang tidak pernah kenal apa dan siapa yang ia begal yang penting pelaku mendapat keuntungan. Begal adalah salah satu tindakan kriminal seperti pemerasan, perampokan, jambret dan lain sebagainya yang merugikan orang lain serta memaksa. Kata begal juga tidak asing lagi buat kita karena sekarang ini banyak sekali kejadian-kejadian yang kita dengar atau baca bahwa begal semakin marak dengan motif yang berbeda-beda. 

Kita sebagai masyarakat juga harus selalu waspada jika memiliki aksesoris dan barang-barang yang berharga karena segala sesuatu yang kita miliki dan pakai itulah yang menjadi perhatian pertama dari si begal. Untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginikan, sebaiknya kita lebih berhati-hati untuk menanggapi sesuatu kejadian yang kita temui karena kita tidak tau apakah benar atau hanya untuk menjebak kita saja. Oleh karena itu, kita harus selalu waspada karena kita tidak tau kapan begal akan muncul di hadapan kita. Saya teringat tentang suatu kata bijak “lebih baik berjaga-jaga sebelum terjadi” arti kata tesebut jika kita menjadi lalai maka sesuata yang buruk akan muncul dengan tiba-tiba tanpa kita ketahui dan sadari.

Saya sebagai pendatang atau mahasiswi baru di jogja, merasa frustasi dan khawatir tentang kasus yang terjadi di jogja karena saya pertama itu jauh dari keluarga dan tidak dalam pengawasan orang tua serta ini pertama kalinya saya jauh dari orang tua.

Jika ada kasus yang terlalu sulit untuk di ubah atau di cegah bagaimana kita bisa menanggapi dan menyelesaikannya?

Pada kenyataan sebenarnya Jogja merupakan daerah jawa yang dianggap oleh orang luar atau pendatang sebagai daerah yang aman untuk ditempati, sebab budaya jawa merupakan salah satu budaya di Indonesia yang mengutamakan keseimbangan, keselarasan dan keserasian dalam kehidupan sehari-hari. Budaya jawa juga menjunjung tinggi kesopanan dan kesederhanaan serta termasuk salah satu budaya di Indonesia yang paling banyak diminati di luar negeri. Selain itu, bahasa jawa juga merupakan warisan budaya Indonesia.

Oleh sebab itu, kita seharusnya mempertahankan budaya kita yang sangat indah dan bagus ini dengan cara saling menghargai satu dengan yang lain tanpa memandang ras,suku dan agamanya serta miliki keinginan yang tinggi untuk hidup damai, sejahtera dan peduli.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun