Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Selamat Jalan Ain Sopo Jela

11 September 2024   18:00 Diperbarui: 11 September 2024   18:05 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: MJ Pniel Tefneno Koro'oto 

Seorang anak perempuan menderita sakit dalam durasi satu minggu. Ia meninggal dunia tepat ketika tiba di teras rumah sakit. Jenazahnya dikeramasi di ruang pemulasaran jenazah, lalu dengan mobil jenazah diantarnya tiba di rumah orang tuanya.

Kaum muda se-desa khususnya para peserta didik di satu unit sekolah menengah atas di desa ini, tumpah dalam ratapan dan tangisan. Para muda gereja tak luput dari kepiluan ini. 

Kategori orang di desa berbondong-bondong untuk mengikuti prosesi upacara apa yang disebut subat dalam masyarakat lokal di desa ini. Dalam tempo 48 jam kemudian, jenazahnya pun dikirim ke perut bumi.

Sebait puisi dalam bahasa daerah Amarasi-Kotos ditulis seperti ini:


Mkoen om nai ain Sopo, Jela
Ho na'i kau gwi 'ro'on ma 'moma' to'os
Ho na'i kau gwi utunu' ma ubera' neek askunu'
Ho na'i kau gwi 'kuru ma 'kae 'eu au keku, Sopo. 

Ho ka mukeku' kau fa, Sopo. 
Ho na'i kau gwi es re' a'keuk. 
Ho na'i kau gwi es re' a'kou' ma 'moon. 
Ka 'eik 'aan fa au 'nimak he 'sai ma 'reo. 
Ka 'ait 'aan fa au haet ma puse he 'pairoir ureko ko.
Ho na'i kau gwi ufetin ma usaitan ko, Sopo
Amkoen om nai, meik ho haem ma ho 'nimam 

mreo' ma mbiru mbi Anesit-Afin-finit In human ma In matan
Mpaek ho fefam ma hanam  

mpures ma mbo'is Uisneno re' nmoe' ma npakae ko, 
nruun ma nteun ko, Sopo.
Amhuum a'moe ma mkumain kuum ambi Apinat-Akrahat 

In human re' npiin ma nakraah.
Mkoen om nai, ain Sopo Jela

Artinya secara dinamis sebagai berikut:

Selamat jalan Sopo Jela
Kakekmu telah memuntahkan kemarahan, menyimpan amarah dan kekecewaan. 
Kakekmu terbujur dalam tangisan kekeliruan dan kelimpungan
Kakekmu sendirilah yang limpung hingga jatuh dalam kebodohan.
Tangan tak sempat membelai dan mengoles tubuhmu (yang sakit)
Tenaga tak sempat diberikan untuk mengucurkan keringat karena lelah mengurus dirimu
Pergilah!
Kakekmu melepas kepergianmu, Sopo Jela
Bawalah kaki dan tanganmu dalam karya di hadaan yang Maha Tinggi
Pergunakanlah bibir mulutmu dan suaramu untuk memuliakan Tuhan Allahmu
Dialah yang menciptakan dirimu, melukis dan menenun dirimu, Sopo Jela
Tersenyumlah di hadapan yang Maha Mulia yang penuh kemuliaan
Selamat jalan, Sopo Jela

Demikian sebait puisi mengenang anak gadis periang ini.

Umi Nii Baki-Koro'oto, 11 September 2024

Heronimus Bani ~ Pemulung Aksara


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun