Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Suka membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa. Menulis puisi sebisanya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memimpin Ibadah Minggu Refleksi Bulan Pendidikan GMIT

22 Juli 2024   16:11 Diperbarui: 22 Juli 2024   16:19 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto bersama sesudah ibadah; Roni Bani

Pengantar

Pada hari Minggu (21/7/24), saya dan sekelompok pemuda dari Jemaat Pniel Tefneno' Koro'oto Klasis Amarasi Selatan mengikuti ibadah Minggu di Jemaat Imanuel Koot-Koto', Klasis Amarasi Timur. Ruang dan peluang memimpin ibadah ini terjadi setelah Majelis Jemaat Imanuel Koot-Koto' mengizinkannya. Puji Tuhan.

Minggu ketiga refleksi/renungan ini mengacu pada teks Alkitab, Kisah Para Rasul 8:26-40. Bagian teks Alkitab ini selanjutnya mendapat tema: Pendidikan Kristen sebagai proses belajar dan berbagi. Dalam ibadah ini, selain khotbah atau refleksi juga dimadahkan pujian, doa dan persembahan.

Isi Refleksi/Khotbah

Refleksi/khotbah dalam ibadah minggu ini kiranya perlu menyentuh Bulan Pendidikan GMIT. Maka, teks Alkitab Kisah Para Rasul 8:26-40 saya refleksikan dari sudut pandang seorang guru. Oleh karena itu, refleksinya pun amat sederhana seperti ini.

Dunia Pendidikan kita di Indonesia terus berkembang seiring perubahan dan perkembangan zaman. Trend perubahan dan perkembangan itu ditandai dengan adanya digitalisasi program layanan Pendidikan yang dikenal dengan sebutan e-learing ~ electronic learning di mana orang tidak lagi seutuhnya belajar dengan bertatap muka di dalam ruang-ruang kelas, tetapi dapat dilakukan dengan pendekatan belajar jarak jauh namun didekatkan melalui jaringan internet.

Makin banyak orang menggunakan internet untuk mengakses pengetahuan dan ketrampilan, rasanya orang makin hebat saja, sehingga mereka yang telah beradaptasi dengan dunia itu dipastikan memiliki opini (pendapat) tentang sesuatu hal, dan oleh karenanya ikut serta baik secara pasif maupun aktif dalam diskusi-diskusi dalam jarak jauh yang didekatkan sebagai dampak dari kepemilikan alat bantu itu yakni produk teknologi informasi dan komunikasi.

Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) jauh sebelum terbentuk, telah mempunyai sejumlah sekolah-sekolah. Sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh gereja kemudian diafiliasikan dengan pemerintah sehingga subsidi diperoleh dan terlihat bagai milik pemerintah.

Minggu yang lalu, kita mendengar bahwa ada 583 satuan Pendidikan yang berada di bawah payung besar Gereja Msehi Injili di Timor.

Dalam bulan Pendidikan GMIT, minggu kedua ini, kita berefleksi pada tema: pendidikan Kristen sebagai proses belajar dan berbagi. Apa dan bagaimana itu?

Isi Teks Kisah Rasul 8:26-40

Teks Kisah Rasul 8:26-40 yang kita baca hari ini menyebutkan banyak hal di dalamnya, yang bila ditelisik untuk diuraikan tentulah akan menyera emosi kita. Mengaa? Karena dipastikan akan lama. Sementara kita hidup di zaman instan, mau serba cepat, dan mulai mengikis kehidupan bersama menjadi kehidupan individu.

Mari kita lihat yang sesuai dengan tema khotbah:

  • Membaca. Seseorang itu merupakan pejabat dari Etiopia. Pembesar Kerajaan. Harap untuk diingat, kata kunci di sini yakni membaca. (8:28, 30)
  • Bertanya dan membimbing. Siapa yang bertanya dan siapa yang membimbing? Felipus bertanya dan siap membimbing. Sida-sida bertanya dan meminta bimbingan (8:30, 31, 34, 35)
  • Sukacita, sebagai dampak membaca, bertanya dan membimbing (8:39).

Tentulah saudara-saudara sudah pernah menjadi murid di sekolah. Jika di sekolah saudara menjadi murid yang aktif membaca, dipastikan saudara akan mempunyai opini pada materi yang dibaca. Bila saudara mempunyai opini, maka saudara dipastikan akan mempersoalkan satu materi yang dibaca dengan berdiskusi, dan hasil diskusi akan membuat saudara jengkel atau puas.

Kira-kira begitulah bila saudara mau belajar secara sederhana dengan guru dan sesama.

Malaikat Tuhan menyampaikan kabar tentang seseorang yang dalam perjalanan dari Yerusalem ke Gaza. Filipus bersegera. Ia dituntun Roh Tuhan untuk bertemu dengan seseorang itu yang tidak lain seorang pembesar Kerajaan Etiopia. Sebagai pembesar kerajaan, ia seorang terpelajar, juga seorang yang taat beragama. Ia datang ke Yerusalem untuk beribadah dan sedang dalam perjalanan pulang. Di atas kereta ia membaca. Bacaannya, kitab para nabi.

Membaca sebagai kebutuhan. Jika kita memberi makanan kepada tubuh makan dengan membaca kita memberi makanan kepada roh yang berdiam di dalam tubuh kita. Ketika saudara membaca, roh yang ada dalam tubuh akan bereaksi sehingga otak dan benak kita mulai menimbang untuk berpendapat. Itulah pentingnya membaca. Membaca akan menolong kita bukan saja untuk berpendapat, tetapi memberi pada kita kekayaan kata sehingga makin banyaklah kata yang dapat dipilih dan digunakan untuk berbicara. Membaca menolong kita untuk berdiskusi, karena acuan telah ada di dalam simpanan di otak, dan lagi membaca menolong kita untuk menuangkan ide/opini dalam bentuk tulisan

Dampak dari membaca sebagaimana yang pengalaman sida-sida dari Etiopia ini yakni, bertanya. Ia bertanya dalam kesendiriannya. Ia bingung akan ke mana hendak mengajukan pertanyaannya? Tuhan membuka ruang kepadanya sehingga ia menemukan orang yang dapat memberikan jawaban atas pertanyaannya. Filipus tiba di sana, dan terjadilah dialog (tanya-jawab) di antara keduanya.

Bila saudara bertanya pada diri sendiri, mungkinkah saudara dapat menemukan jawaban? Bila saudara bertanya pada seseorang di sekitar, atau pada orang yang memiliki kompetensi dan kredibitas diri, tentulah akan mendapatkan jawabannya. Jawaban yang saudara dapat, relatif untuk memberi kepuasan. Maka, orang akan terus bertanya dengan acuan-acuan dasar dan lanjutan.

Mari kita lihat bagaimana Filipus memberi jawab atas pertanyaan Sang Sida-sida?! Berbicara tentulah untuk menjelaskan, membing, mengarahkan, menasihati, memberi peringatan, dll. Filipus mulai berbicara. Ia menguraikan tentang Yesus dengan mengacu pada ayat/teks yang dibaca oleh Sang Sida-sida.

Kegiatan apa yang dilakukan oleh Filipus dan Sang Sida-sida dalam dunia Pendidikan disebut diskusi, curah pendapat untuk mendapatkan pencerahan yang mengantar pada kesimpulan. Dalam diskusi orang saling bertanya dan menjawab, dapat pula berbeda pendapat oleh karena acuan (literatur) yang dibaca tidak selalu sama.

Filipus seorang terpelajar. Ia seorang murid Yesus. Sebagai murid, ia belajar dari Gurunya, Rabi Yesus. Lalu, sebagai murid yang telah "lulus" ia mulai membagikan pengetahuannya.

Di sini, kita belajar bagaimana orang berbagi. Mereka yang sudah bersekolah, baiklah membagikan pengetahuannya.

Bagaimana dengan sekolah-sekolah dengan identitas GMIT?

Sekolah-sekolah dengan identitas GMIT tentulah diharapkan benar-benar mencirikan murid Rabi Yesus. Murid-murid dan mahasiswa yang ada di sana kiranya sudi untuk mewujudkan aktivitas belajar paling kurang:

  • Rajin membaca
  • Bertanya dan berdiskusi
  • Suka membagikan pengetahuan,ketrampilan dan seni

Membaca bukan milik murid dan mahasiswa saja. Milik semua orang yang melek huruf. Semua orang yang sudah memiliki ketrampilan dasar membaca, baiklah terus membaca. Jangan berhenti membaca. Kita ini makluk pembelajar, salah satu ciri makhluk pembelajar (Latin: doctrina creaturae) di zaman/era/orde sejarah yakni membaca. Bila saudara berhenti membaca, apakah saudara akan memiliki pengetahuan yang lebih dari cukup?

Bertanya dan berdiskusi. Bukankah bertanya dan berdiskusi tidak terjadi hanya dalam forum formal sekolah saja? Hal ini dapat terjadi secara non formal, misalnya dalam ibadah rayon, atau acara yang dikemas khusus, seperti: Musaywarah Belajar Majelis jemaat, Musyawarah Belajar kaum perempuan, Musyawarah Belajar Kaum Bapak, Musyawarah Belajar Pemuda dan lain-lain. Bila musyawarah belajar itu isinya membaca dan diskusi tentulah akan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Berbagi sesudah memiliki sejumlah pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan merupakan hal baik. Filipus mencontohkannya pada kita. Ia "lulus" setelah berguru pada Rabi Yesus. Ia membagikannya kepada Sang Sida-sida dan seterusnya.

Murid-murid sekolah (GMIT) dan mahasiswa Kristen yang sudah memiliki pengetahuan dan ketrampilan, bagikanlah pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan itu. Mereka yang membagikan, akan disebut orang kaya baru. Mereka kaya pengetahuan. Kekayaan yang tidak dapat dirampas dan dirampok.

Kekayaan pengetahuan yang disimpan dalam benak tanpa dibagikan akan, akan berdampak buruk ketika pemiliknya pergi untuk selama-lamanya. Orang akan berkata, "dia pintar ma... !

Saudara telah mendengar firman Tuhan hari ini. Mari kembali ke dalam keseharian kita menjadi orang yang suka:

  • Membaca, memperkaya pengetahuan
  • Berdiskusi, saling bertukar pandangan, opini dan solusi
  • Membagikan/menguraikan pengetahuan, ketrampilan dan seni.

Bila semua ini saudara lakukan dalam iman berdasarkan Yesus Kristus, maka pastikan sukacita ada pada saudara dan sesamamu.

dokpri, Roni Bani
dokpri, Roni Bani
 

Penutup

Ketika ibadah ini berakhir, anggota jemaat saling bersalaman dan memberi salam jabat pula kepada majelis jemaat dan anggota jemaat tamu yang datang. Sebelum kembali ke Koro'oto-Klasis Amarasi Selatan, kami membuat beberapa lembar foto dan masih sempat menyantap makanan yang disajikan.

Syukur dan pujian kepada Tuhan Yesus Penyelenggara yang menyelenggarakan ibadah ini untuk kami, dan terima kasih kepada Jemaat dan Majelis Jemaat Imanuel Koot-koto' Klasis Amarasi Timur yang menerima kami dalam ibadah ini.

Koot-koto', 21 Juli 2024

 Heronimus Bani ~ Pemulung Aksara

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun