Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Suka membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa. Menulis puisi sebisanya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pada Bibir Liang Lahat

11 Juli 2024   16:58 Diperbarui: 12 Juli 2024   02:08 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto & kolase; dokpri Roni Bani

Aku berdiri di sini, menyaksikan  cerat buana lebar
tanpa suara nan bunyi, diam lengang dan hening
mulut-mulut kecil berisik mengusik keheningan cerat buana
isak tangis masih terdengar sesunggukan di sudut bersisian
kemasan jasad digerakkan perlahan, penuh kehati-hatian
hingga tiba di dasar cerat buana yang menanti dalam kebisuan

Anak-anak masih sesunggukan
kerabat masih membengkak kelopak mata
bola mata sahabat masih memerah padam
di kejauhan terdengar kicau burung senja
bagai sedang menyambut penghuni baru di sini
pekuburan kaum dan puak se-kampung

Siapa merindukan ditelan mulut buana?
hendak dijadikan apa olehnya di sana?
tidakkah ia membolak-balikkan badannya?
ataukah sekadar duduk mengaso?

Kaum beriman pada Sang Khalik Ilahi
menyapa kudus dan mulia hadirat-Nya
dalam keyakinan yang kokoh nan teguh
di balik sana ada gerbang kekekalan
bagi roh yang pernah dihembuskan dalam raga
roh itulah yang kembali pada Sang Khalik Ilahi.

Umi Nii Baki-Koro'oto, 11 Juli 2024

Heronimus Bani ~ Pemulung Aksara

Baca juga: Kapsali yang Murung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun