Karnaval atau pawai bukanlah sesuatu hal yang baru dalam masyarakat. Biasanya karnaval atau pawai dilakukan untuk hari-hari istimewa. Misalnya, karnaval dalam rangka hari-hari istimewa negara: Hardiknas, Hari Proklamasi, atau Hari Ulang Tahun satu kota, dan lain-lain. Sering pula karnaval yang dilakukan olen lembaga-lembaga keagamaan untuk hari-hari besar keagamaan.
Satu karnaval/pawai sedang diselenggarakan di kota Kalabahi dan sekitarnya. Pawai ini melibatkan peserta dari perutusan Kaum Bapak dari seluruh Klasis di dalam GMIT. Tiap wilayah Klasis mengirim 4 orang perwakilan untuk mengikuti Musyawarah Pelayanan (MusPel) yang diadakan di salah satu Jemaat dalam wilayah Tribuana Alor.
Catatan informasi saya dapatkan pada WhatsApp Grup Keluarga Umi Nii Baki-Koro'oto. Salah seorang anggota keluarga kami dipilih dan diutus sebagai anggota MusPel dari Klasis Amarasi Selatan.Â
Menurut informasi yang valid ini, seluruh rombongan yang tiba di Dermaga Feri Kalabahi pada pukul 02.30 WITa ketika fajar menyingsing. Rombongan disambut oleh Pj Bupati Alor,  Zeth Sony Libing dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Alor, Muhamad Bere. Rombongan dihentar menuju Mesjid Agung Al Fatah Kalabahi. Di halaman mesjid kaum muslim menyambut dengan tari dan irama qasidah. Sapa'an selamat datang disampaikan  baik oleh Pj Bupati Alor maupun Ketua MUI Kabupaten Alor, yang pada intinya menyampaikan tentang persahabatan dan persaudaraan sebagai rajutan indah dalam kebersamaan hidup kaum beragama.Â
Dr. Roddialek Pollo, Ketua Kaum Bapak GMIT menyampaikan sambutan menyambut sapa'an Pj Bupati Alor dan Ketua MUI Kabupaten Alor, bahwa toleransi umat beragama di Kabupaten Alor patut dicontohi.
Dari Mesjid Agung Al Fatah Kalabahi, rombongan diantarkan ke lokasi registrasi yakni Jemaat Pola Tribuana di dalam kota Kalabahi. Selanjutnya mereka beristirahat beberapa saat. Di tempat-tempat itu rombongan menyiapkan diri untuk mengikuti karnaval. Karnaval diawali dari Lapangan Kalabahi berakhir di halaman Mesjid Mujahirin Kadelang. Pada kesempatan ini dihadiri oleh seluruh pemangku kepentingan keagamaan dan perangkat pemerintah Kabupaten Alor.
Karnaval menempuh jarak kurang lebih 3 km ini terlihat unik. Ada titik-titik pengambilan makanan secara gratis nyaris setiap 50 m. Titik-titik pengambilan makanan/minuman ini disediakan oleh komunitas penganut agama di seluruh kota Kalabahi dan sekitarnya. Penganut agama Islam, Katolik, Â Protestan dan denominasi lainnya turut andil dalam hal ini.Â
Suatu pengalaman unik menarik.
Seorang anggota WAG Keluarga Umi Nii Baki-Koro'oto mengomentari, "Hal biasa itu bapa kalo di Alor, pas acara keagamaan!"