Ringkasan Sejarah GMIT Jemaat Pniel Tefneno' Koro'oto[1]
Â
Latar Belakang
Â
Jauh sebelum datangnya agama Kristen (Katolik dan Protestan), masyarakat adat telah hidup dengan keyakinannya (agamanya) yakni Re'u. Tempat di mana mereka berkumpul untuk melakukan ritual menurut keyakinan itu disebut Uim Re'u dengan lokasinya disebut Poo'Re'u. Masyarakat penganut Re'u meyakini adanya Uisneno (mnanu' dan  para'). Di samping keduanya terdapat pula Uis Oe, Uis Afu, dan ragam fuat maruna' (benda/sarana ritual keagamaan) lainnya.Â
Selain ritual penyembahan yang dilakukan di dalam Poo'Re'u/Uim Re'u, masyarakat dapat melakukan ritual di luar kompleks sesuai keyakinan bahwa di tempat di mana ritual itu dilakukan dipastikan ada usif (tuan, tuhan, dewa/dewi).
Sampai awal abad XX (sekitar 1910-an) para pekabar Injil telah tiba di wilayah Pemerintahan Swapraja Amarasi. Perang Penfui telah menjadi tonggak sejarah bagi perkembangan agama Kristen (Protestan) di Swapraja Amarasi.
Tahun 1910, Sekolah Rakyat (SR) berdiri di Oekabiti dan beberapa tempat di wilayah Swapraja Amarasi. Di samping menjadi institusi pendidikan juga sebagai institusi pemuridan bagi Kristus Yesus. Pada titik waktu ini, masyarakat Amarasi menerima agama Kristen melalui murid-murid sekolah. Mereka dididik dan diajarkan untuk membaca, menulis dan berhitung agar memiliki tiga pengetahuan dan ketrampilan dasar itu. Ketika mereka memiliki ketrampilan dasar membaca, maka kepada mereka diajarkan membaca Alkitab.
Kemampuan membaca Alkitab yang baik mengantar mereka untuk tiba pada penerimaan ajaran gereja (Yesus Kristus dan ajaran-Nya), sehingga dapat menerima sakramen baptisan kudus.
Â
Â
Injil Masuk ke Koro'oto
Â