Pengantar
Pengalaman guru dan kepala sekolah di setiap kabupaten, kota dan provinsi tentulah tidak sama dalam hal akselerasi dalam gerak maju dunia pendidikan, khususnya Program Merdeka Mengajar/Belajar dengan Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Hal yang demikian patut disadari sebagai suatu lompatan maju entah seberapa panjangnya, namun telah terjadi pergeseran dalam pendekatan tugas administrasi para guru dan kepala sekolah. Kontroversi seputar PMM tidak menyurutkan Kemdikbudristek untuk melanjutkan program ini dengan sejumlah episode di dalamnya.
Menjelang akhir masa "berkuasa" Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim menginginkan keberlanjutan programnya. Ia menghimbau dengan membuat hastag lanjutkan merdeka mengajar ketika mengirim pidato dalam rangka Hari Pendidikan Nasional Tahun 2024.
Sejujurnya patut disampaikan bahwa di zaman digitalisasi ini, gaptek pada guru dan kepala sekolah yang berumur 50 tahun ke atas mungkin tidak seberapa banyaknya. Hal ini patut mendapat perhatian khusus oleh karena kemampuan mengakses PMM dengan sejumlah hal di dalamnya sangat mengganggu kerja dan kinerja guru dan kepala sekolah, dan berdampak pula pada unit satuan pendidikan di mana guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan bertugas.
Penyegaran pada Operator dan Kepala Sekolah Dasar se-Amarasi Selatan
Hari ini, Kamis (16/5/24) bertempat di UPTD Sekolah Dasar Negeri Buraen 1, telah berlangsung suatu rapat terpadu antara Pengawas, Kepala Sekolah dan Operator Sekolah. Rapat ini mengagendakan beberapa hal untuk disegarkan, walau mungkin ada di antaranya sebagai pengetahuan baru karena rentang waktu yang cukup lama hanya mendengar saja. Agenda rapat itu antara lain:
- Pengelolaan Kinerja Guru dan Kepala Sekolah di dalam Platform Merdeka Mengajar
- Raport Pendidikan sebagai data untuk perencanaan di dalam Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
- Olimpiade Sains/Siswa Nasional (OSN)
- Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK)
- Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM)
Semua materi ini selain dipahami sebagai penyegaran, ada di antaranya yang diterima sebagai tantangan oleh karena paling kurang dua faktor:
- gaptek, tidak semua guru memiliki kemampuan melaksanakan tugas dengan mengakses tugas di dalam jaringan melalui beragam aplikasi, di antaranya platform merdeka mengajar. Mereka yang gaptek dan tidak mengisi pengelolaan kinerja di dalam PMM akan menikmati hasilnya pada tahun yang akan datang. Mungkin saja tunjangan yang didapatkan selama ini akan hilang akibat sistem tidak mengenal guru/kepala sekolah yang bersangkutan. Ini baru kemungkinan, entah akan seperti apa di tahun yang akan datang.
- jaringan internet dan listrik; jika semua desa/kelurahan sudah tersambungkan dengan jaringan listrik, suatu hal yang baik, namun belum semua tempat terkoneksi dengan jaringan internet. Solusinya, harus keluar dari lokus ke tempat di mana dapat mengakses jaringan internet.
Semua hal yang dibahas sebagai penyegaran akan ditindaklajuti dengan kunjungan pendampingan ke unit-unit satuan pendidikan Sekolah Dasar di Amarasi Selatan.
Kesulitan yang dihadapi guru semestinya dapat diatasi oleh Kepala Sekolah, namun bila kepala sekolah sendiri gaptek, bagaimana mengatasinya?Â
Umi Nii Baki-Koro'oto, 16 Mei 2024
Heronimus Bani ~ Pemulung Aksara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H