Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Peduli Sampah: Yusak Subnafeu Bangun Bank Sampah Ever Green di Kota Kupang

26 April 2024   12:07 Diperbarui: 26 April 2024   12:18 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengantar

Sampah sebagai satu permasalahan bukan hal baru bagi masyarakat. Sampah telah menjadi satu permasalahan yang ribet oleh karena meminta kesadaran bersama untuk membuang sampah pada tempatnya. Kesadaran bersama bila menjadi kebiasaan dan terus berlangsung dalam kurun waktu yang lama, akan menjadi budaya membuang sampah yang baik. Budaya membuang sampah yang baik akan memberi dampak pada lingkungan pemukiman penduduk, baik yang padat penduduk maupun yang jarang penduduknya, hingga dampak yang lebih luas di antaranya keindahan, keasrian dan daur ulang sampah.

Setiap tanggal 22 April diperingati sebagai hari bumi. Hari dimana para pegiat lingkungan hendak mengingatkan bahwa bumi sedang bekerja keras melawan sampah. Beragam jenis sampah dibedakan atas kemampuan bumi mengurai/proses pembusukan,  wujud dan sumbernya. Pada sisi kemampuan bumi (tanah dan air) mengolahlahnya, terdapat sampah organik, un-organik,dan sampah beracun. Pada sisi ini ternyata ada yang tidak dapat dibusukkan. Bila akan dibusukkan akan menelan waktu yang teramat lama. 

Pada sisi wujud sampah, ada sampah padat dan cair. Lalu, pada sisi sumber sampah, ada sampah dari alam (guguran daun, buah busuk, ranting, batang, dll); sampah manusia, sampah rumah tangga/konsumsi, dan sampah industri.

Mari membayangkan, betapa varian sampah yang demikian banyaknya ada di permukaan bumi, sungai/danau/laut, dan udara. Tidakkah bumi dan isiya akan mengalami kesulitan menghadapinya?

Maka dibutuhkan kerja keras oleh yang berakal sehat, berhikmat dan bijak menatakelola sampah, yakni manusia. Pertama-tama sebagai individu yang sadar sampah untuk ditempatkan pada tempatnya dan  kesadaran komunal/bersama, yang berdampak pada institusi/lembaga/industri dan lain-lain sumber daya yang ada dalam pengelolaan manusia. 

Kota-kota besar telah menjadikan lokasi tertentu sebagai tempat pembuangan sampah, bahkan kiranya menjadi bukit-bukit sampah yang berton-ton jumlahnya.  Kerja keras pemerintah saja tidaklah cukup, NGO peduli sampah saja tidak cukup, maka sekali lagi diperlukan kesadaran komunal/bersama untuk menangani masalah sampah ini.

Bank Sampah Ever Green Kota Kupang

 Kota Kupang sedang dan giat membangun, menata dan memoles wajahnya agar tampil makin cantik, apik dan asri. Pembangunan di dalam kota dan perluasan pemukiman baik oleh individu maupun badan usaha berlanjut. Pemukiman-pemukiman baru tumbuh di beberapa tempat, sementara Kota Lama, Kota Baru dan  di seputarannya makin padat. Kepadatan penduduk di dalam kota Kupang berdampak pula pada adanya sampah di banyak tempat.

Pemerintah Kota Kupang  memiliki instansi khusus untuk maksud penanganan sampah di dalam Kota Kupang. Dinas Kebersihan bekerja maksimal dengan mengerahkan apa yang disebut pasukan oranye dengan truk-truk sampah. Truk-truk sampah mengangkut sampah dari pemukiman, pasar-pasar, area perkantoran, dan jalan-jalan utama, lalu dilepas ke tempat pembuangan akhir. Mungkinkah ini sudah cukup?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun