Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bersama dalam Awan Mimpi

8 Maret 2024   10:13 Diperbarui: 8 Maret 2024   10:23 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://depositphotos.com/

Aku duduk di sini melirik pada jejeran aksara bermakna
mereka berkisah saling tumpang tindih dalam doa dan mimpi
doa dilantunkan dalam frasa normatif jika Tuhan berkenan
mimpi diambangkan lalu terbang naik, naik dalam awam
penglihatan para pemimpi tertuju ke awan di atas sana
langit biru menghitam ketika mimpi bermain bersama awan

Saat para pemimpi merindukan hendak menjadi pemimpin
bayu mendesirkan kabar tentang cuan yang mesti bertumpuk
mega masih tetap terbang bersama mimpi kaum pemimpi
padahal kanal-kanal dan lorong harus dilintasi berundak

Waktu terus bergulir menemani kaum pemimpi dalam diskusi
siapa yang curang ketika melintasi kanal dan lorong berundak
berpikir keras mengakumulasi nilai agar berwujud singgasana
kaki dan tangan gemetaran sedang demam panas belum tiba
pemimpi mengoceh pada jejeran aksara yang kini asal bunyi

hehe...

 Heronimus Bani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun