Tiada yang mustahil. Kalimat yang selalu disampaikan agar mensuport, memberi spirit dan motivasi bekerja;
Mereka yang mengetahui pendekatan aplikasi sudi membantu, bukan secara edukatif. Bila secara edukatif, pengetahuan itu ditularkan dengan pendekatan praktis; yakni mengajak/mengajar terbimbing menunaikan tugas itu langsung untuk dirinya. Tiada selalu hal itu dilakukan oleh mereka yang punya pengetahuan dan ketrampilan itu. Justru merekalah yang mengambil alih tugas administrasi (dalam aplikasi) milik orang lain (guru terbantu/terbimbing) agar proses cepat atas alasan cut off.Â
Pendekatan "mengambil alih" justru nir-edukasi; walau terlihat efektif karena segera memenuhi ketentuan. Sampai saat ini terdengar masih banyak pula keluhan, di dalamnya juga para guru pada unit-unit satuan pendidikan di Amarasi Selatan Kabupaten Kupang.
Cut off makin menjepit, tugas-tugas administrasi di dalam aplikasi masih kocar-kacir.
Unit-Unit Satuan Pendidikan Sekolah Dasar di Amarasi Selatan yang jumlahnya 12 unit akan terus bergelut dengan literasi digital, sambil terengah-engah pula dengan raport pendidikan dengan item literasi dan numerasi, iklim kebhinekaan, iklim keadaan keamanan lingkungan sekolah, dan Kualitas Pembelajaran. Semua ini tidak terlepas dari kerja di mayapada  (fisik) dan dunia maya (digital).
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H