Seorang guru bukan hanya sebagai pengasah pikiran saja, melainkan juga sebagai pendidik budi pekerti. (RA Kartini)
Mula Kata
Ketika membaca quotes sebagaimana yang saya kutip untuk tulisan ini, saya mendapat inspirasi menulis. Saya rindu menulis satu bagian kecil dan sederhana dari apa yang dibuat untuk pengembangan minat baca murid SD Inpres Nekmese. SD Inpres Nekmese tempat kami 10 orang guru mengabdi.
Kami menyadari bahwa murid-murid kami belum seluruhnya lancar membaca. Masih ada beberapa di antaranya yang berada pada tahap mengeja. Guru Kelas dan Guru Mata Pelajaran tiada henti-hentinya memotivasi murid untuk belajar membaca sampai menemukan pendekatan yang tepat.
Salah satu di antara pendekatan itu disebutkan namanya, KoMBAD ~ Konteks Multi Bahasa Anak Didik. KoMBAD dikembangkan oleh Unit Bahasa dan Budaya  (UBB) GMIT Kupang.Â
KoMBAD sedang dalam uji coba tahap kedua di sekolah dasar. SD Inpres Nekmese menjadi salah satu sekolah yang dipilih oleh UBB GMIT Kupang untuk uji coba ini.
KoMBAD menggunakan pendekatan bahasa daerah dari mana anak didik berbahasa. Bahasa daerah yang dipergunakan untuk pembelajaran dengan pendekatan KoMBAD di SD Inpres Nekmese yakni Bahasa Amarasi.Â
Bahasa Amarasi merupakan salah satu cabang dari induk bahasa, Uab Meto' (Bahasa Meto') yang hidup namun mulai tergerus ketika segala kaum berada di era globalisasi
Di samping KoMBAD, sebagai bentuk pengembangan program pembelajaran yang kontekstual, kami mengembangkan satu produk kecil dan sederhana yang kami sebut Re'u Kninu' (Obat Mujabar yang Kudus).
Minat Baca Murid SD Inpres Nekmese
SD Inpres Nekmese telah mengalami perubahan nomenklatur menjadi Unit Pelaksana Teknis Daerah Sekolah Dasar Inpres Nekmese (UPTD SD I Nekmese). Â
Perubahan ini terjadi ketika Bupati Kupang mengeluarkan Peraturan Bupati Nomor 24 tahun 2023 tanggal  13 Juli 2023. Perubahan ini diikuti dengan pelantikan para kepala sekolah yang selanjutnya disebut sebagai kepala unit.Â