Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cerita Gemas Cemas

1 Februari 2024   09:00 Diperbarui: 1 Februari 2024   09:06 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: https://id.quora.com/

Cakrawala berhiaskan tombol-tombol
Keceriaan pada kaum berkelas
Keriangan pada kategori konglomerat
Kegemasan pada puak-puak politisi
Kegamangan di ranah birokrat
Semuanya menebar
polemik
argumentasi
defensif
ofensif
sarkasme
ilusi
Gimik dan gestur
Cemas dan resah pada publik
etnis merasa naik-turun
entitas terasa dimain-mainkan
identitas disodor-sodorkan
institusi tegar di bawah kendali
Teknokrat tersenyum dalam diam

Kini...
kabar burung menjadi gosip
berita bohong menjadi hoax
check and recheck diperlukan
klarifikasi kevalidan diutamakan
balance menjadi pengadil
kenyamanan suasana jadi selimut
ketenangan hati melahirkan inspirasi
agar kecemasan dan keresahan mau bergeser
hingga kegemasan kaum dan puak berbuah salam
kaum marginal turut tersenyum
semesta raya tanpa ragam polusi

Umi Nii Baki-Koro'oto, 1 Februari 2024

Heronimus Bani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun