Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Busana Malaikat Berkat

13 Januari 2024   07:44 Diperbarui: 13 Januari 2024   07:46 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.liputan6.com/

Busana Malaikat Berkat

Mata Pemulung Aksara melotot pada layar kaca melintaskan kabar
menarik nian saat ujaran berbasis janji kelak akan melakukan
tepuk tangan riuh-rendah gegap gempita menggemuruh
silang sarkasme pergi dan datang, saling bersalaman saat bertemu
Polesan persahabatan dalam kebijakan persatuan  dan kesatuan 


Pagi baru saja menyapu kabut, menghalaunya pergi, melayang dan menjauh
Temaram cahaya fajar menyembul, muncul di balik bebukitan kampung berdusun
Cahaya itu merayap, mengelus, membelai mayapada saat insan tersadar adanya nafas
Dalam kesadaran itu insan menghadap Ilahi, berujar dalam sujud syukur.

Lembaran informasi berkabar dalam ragam cerita bertendensi
Ada lembar tragedi ketika alam dalam kesadarannya menari-nari
Insan berlarian menemukan sandaran dan pelipur lesunya daya
Kaum-kaum berseberangan saling bertubrukan pada titik politik
senjata kepongahan berisi muntahan pelenyap komunitas dan etnis
mereka menyisakan kegelisahan pada bocah-bocah dekil di atas reruntuhan
Datanglah kaum pelipur duka berbusana malaikat menyodorkan iba
Pertolongan tiba, pelipur duka tersenyum sambil berbisik jasanya.

Ada di sana lembar komedi saat kecacatan diparodikan dalam canda
Senyum dan derai tawa mengalun di ruang-ruang kemakmuran
Pundi-pundi makin berisi, rutinitas keterbatasan insan menjadi materi guyon
atas nama  karya profesional etika dibalik saat pujian diujarkan dengan sinisme
emosi disayat-sayat,rona beraneka wujud entah tersenyum entah memelas
Pundi-pundi menggunung pelakor kecacatan muncul berbusana malaikat berkat
menghibahkan nilai di tangan sambil menonjolkan diri di hadapan publik

Ada lembar kemaksiatan manakala sisi gelap dan terang disisipi kesumiran
Kejahatan dipoles sedemikian indahnya pada bibir ujaran dan necis tampilan
kaum lemah dibuat kelepak-kelepek bagai ayam peliharaan menerima jatah
mereka pulang dengan emosi bergolak berhubung pesan disenyapkan
ini bantuan sosial dari jadi ingatlah untuk memberi padanya jemarimu
Tangan mereka membopong bantuan raga dibungkus busana malaikat berkat

Heronimus Bani ~ Pemulung Aksara

Umi Nii Baki-Koro'oto, 13 Januari 2024

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun