Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Akan Memanggil

10 Januari 2024   12:18 Diperbarui: 10 Januari 2024   13:01 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku duduk di sini menonton saja
menonton saja kaum yang mendapat wewenang
wewenang melakukan sesuatu sebagai kewajiban institusi
institusi yang menilai suatu sikap, ujaran dan tindak  baik atau buruk
bila buruk dimaknai sebagai telah melanggar norma dan etika
norma dan etika yang menata kehidupan bersama agar ada ketertiban
ketertiban sangat dibutuhkan segala kaum pada segala lini masa

Di sana pelaksana norma dan etika beraksi
Selalu ada frasa, akan memanggil para pihak
para pihak pun menunggu-nunggu untuk dipanggil
sementara ada pula pihak yang tak dipanggil
yang tak dipanggil justru datang membawa data
data sebagai bukti awal untuk penyelidikan dan penyidikan
lalu muncul ke permukaan di ruang publik akan memanggil

Akan memanggil selalu akan berkibar
bentang cakrawala bersiliweran informasi dan data
mesin pencari siap selalu digelitik ruas-ruas jemari
jemari yang menginginkan munculnya kepastian
kepastian akan memanggil menjadi telah memanggil
memanggil insan-insan pelabrak norma dan etika
walau sulit memberi sanksi pada yang nir-etika
nir-etika  hanya dapat sanksi sosial yang pro-kontra

Moral kaum nir-etika tak berkulit ari
mereka terus maju sambil memastikan masa depan
masa depan yang hendak diraih pada singgasana megah
singgasana megah itu sedang menjadi rebutan para pihak
para pihak yang mengesampingkan perasaan malu
ketika cercaan dianggap dan diterima saja sebagai hal biasa
yang dipastikan menjadi contoh pada kehidupan bersama
kehidupan bersama yang nyaris membaur logika dan etika
asa berbilang ada terasa mencemaskan dan menggemaskan. 

Umi Nii Baki-Koro'oto, 10 Januari 2024
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun