Pengantar
Sekolah Dasar Negeri Naet, berada di Dusun Naet desa Nekmese Kecamatan Amarasi Selatan Kabupaten Kupang. Salah satu unit Sekolah Dasar di desa ini dari 3 unit Sekolah Dasar. Bila diurutkan secara kronologi kelahiran, maka sekolah ini sebagai yang bungsu untuk ketiga Sekolah Dasar di desa ini. SD GMIT Koro'oto sebagai yang tertua, lahir tahun 1951; Sekolah Dasar Inpres Nekmese, lahir tahun 1982, dan Sekolah Dasar Negeri Naet, lahir tahun 2007.
Dalam masa keberadaan sekolah ini, bangunan yang dimiliki dan dimanfaatkan oleh guru dan siswa untuk proses pembelajaran telah dibangun pada tahun 2009, dua tahun setelah sekolah ini berdiri. Dana Alokasi Khusus (DAK) dimanfaatkan untuk pembangunannya, ditambahkan pula dengan satu unit perpustakaan yang hanya bangunannya saja tanpa buku-buku dibangun beberapa tahun kemudian.
Bangunan-bangunan sekolah yang terdiri dari 3 unit, mengalami kerusakan amat parah. Kerusakan pertama diakibatkan oleh labilnya kontur tanah, sehingga tembok retak hingga terbelah, diperparah oleh badai seroja yang menghancurkan bangunan ini. Klik di sini dan di sini
Pada tahun 2022, akhirnya SD Negeri Naet mendapatkan perhatian Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Hal ini kemudian dikoordinasikan dan wewenang penanngan bersama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (dalam hal ini, Dinas Pekerjaan Umum pada salah satu Balai), dan dikoordinasikan pula dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang (Pemerintah Kabupaten Kupang). Hal ini terjadi pada beberapa sekolah di Kabupaten Kupang.
September 2022, pekerjaan ini dimulai. Sampai akhir November 2023, bangunan sekolah belum rampung. Guru  dan siswa melaksanakan proses pembelajaran di bawah naungan bangunan darurat yang dibangun oleh masyarakat, serta pinjaman rumah warga dusun Naet.
Kabar Terkini Sekolah Dasar Negeri Naet di Desa Nekmese Amarasi Selatan
Hari ini, Sabtu (2/12/23) dalam kesempatan bertemu dengan Kepala SD Negeri Naet, PA menyaksikan secara langsung betapa suasana bangunan darurat yang dibangun oleh masyarakat demi membantu melancarkan proses pembelajaran. Bangunan darurat dibangun sedemikian rupa oleh karena perwujudan program (proyek) "intervensi" pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terhadap salah satu unit sekolah dasar di Kabupaten Kupang yaitu Sekolah Dasar Negeri Naet.
Sekolah Dasar Negeri Naet sampai dengan saat tulisan ini dibuat, proses pembelajaran telah berlangsung lebih dari setahun di dalam bangunan darurat. Bangunan darurat dibangun berpayungkan pohon-pohon kelapa yang rentan jatuh buah dan daun kering. Berkali-kali hal ini terjadi, keamanan dan kenyamana proses pembelajaran selalu terganggu.
Bangunan lainnya yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan proses pembelajaran dan tugas-tugas administrasi para guru dan kepala sekolah yakni satu unit rumah yang dipinjamkan oleh warga dusun Naet. Rumah ini dimanfaatkan untuk dua rombongan belajar yakni Kelas 5 dan 6. Ruang tamu dan salah satu kamar tidur dimanfaatkan untuk ruang guru dan ruang kepala sekolah. Betapa tidak nyaman pemanfaatan rumah yang dipinjamkan ini. Dapurnya dimanfaatkan untuk ruang belajar, ruang tengah  (ruang makan) pun demikian.Â
Musim hujan untuk tahun kedua telah tiba. Musim hujan tahun pertama yakni pada penghujung tahun 2022. Para guru dan siswa harus berjibaku dengan air hujan dan aliran air di dalam ruang kelas bangunan darurat. Meja, kursi/bangku, papan tulis dan rak-rak buku basah. Buku-buku yang dapat diamankan, terlihat dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran. Sementara yang tidak dapat diamankan, dengan terpaksa dan berat hati harus dibuang. Suasana sebagaimana gambaran ini terjadi pada tahun 2022.
Musim hujan tahun 2023 telah dimulai. Sejak Jumat (1/12/23) hujan telah turun secara amat deras. Ketika hujan turun, waktunya malam sehingga tidak satu pun guru atau siswa yang siaga mengamankan ruang-ruang kelas darurat serta buku-buku guru dan siswa. Maka, pada hari ini, Sabtu (2/12/23) ketika para guru dan siswa tiba di sekolah, mereka mendapati buku-buku yang basah amat kuyup. Hari ini, para guru terpaksa mengeluarkan buku-buku untuk dijemur oleh karena panas matahari sangat menyengat, padahal, semalam lalu telah terjadi hujan amat lebat.
Ketika PA tiba di SD Negeri Naet dalam rangka berdiskusi untuk kolaborasi satu kegiatan para guru sekolah dasar se-desa Nekmese, Pa menemui hal yang demikian terjadi. Kepala SD Negeri Naet mencertakan segala hal ikhwal perkembangan pembangunan yang disebutkan sebagai intervensi Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
"Sudah mulai membangun sejak September 2022, pak."Â
Begitulah pernyataan yang disampaikan dalam nada getir. Ia dan rekan-rekannya, para siswa hingga orang tua tak dapat menolak keresahan. Mereka terus berada dalam jalur keresahan sambil berharap perusahaan yang memenangkan tender perwujudan program ini dapat segera menyelesaikan pekerjaan bangunan ini. Waktu yang ditentukan sebagaimana umumnya proyek pemerintah yakni tiga sampai empat bulan, namun yang terjadi di SD Negeri Naet, justru telah melampaui batas waktu sebagaimana publik mengetahuinya.
Bangunan yang sedang dikerjakan terlihat akan segera rampung, namun kondisi di sekitar lokasi ini makin meribetkan kendaraan yang lalu-lalang membawa material bangunan. Jalan yang sedang dikerjakan dengan anggaran dari sumber yang lain pun sedang tidak baik-baik saja. Tiga unit dueker hancur setelah dikerjakan dan mulai dimanfaatkan. Menurut para guru yang ditemui, jalan yang sedang dikerjakan menggunakan material tanah sertu dengan kerikil yang tidak dapat direkatkan sehingga berpotensi membahayakan. Dueker yang sedang dibangun, terkesan dibangun asal jadi. Rangka besi bukan ukuran sebagaimana mestinya, campuran beton kualitas murahan, dan alas penahan menggunakan bambu muda dan kayu tanpa alas penahan campuran beton. Dua di antara tiga dueker yang PA lihat, salah satunya seperti terlihat pada foto ini.Â
PA mengirim kabar ke Sekretariat desa. Sekretaris Desa Nekmese mengabarkan lewat aplikasi WhatsApp bahwa perusahaan yang menangani proyek jalan ini bersedia membongkar tiga unit dueker yang rusak ini. Ketiganya akan dibangun kembali yang lebih baik. Mungkinkah? Anggaran yang dimanfaatkan untuk proyek ini yakni Dana Desa.
Kembali kepada diskusi dengan Kepala SD Negeri Naet. Sang Kepala Sekolah telah menyatakan sikap akan memanfaatkan salah satu dari bangunan yang sedang dikerjakan ketika memasuki semester kedua tahun pelajaran 2023/2024. Ia bertekad akan melaporkan baik lisan maupun tertulis kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang tentang perkembangan terkini dari pembangunan gedung sekolah, dan kesiapan mereka untuk memanfaatkan untuk proses pembelajaran, sekalipun belum diserahterimakan. Hal ini disadari sebagai langkah kurang tepat, namun demi keamanan dan kenyamanan dalam proses pembelajaran, aspek kesehatan dan keselamatan siswa menjadi prioritas.
Ketika PA kembali dari Naet, PA membandingkan bangunan Sekolah Dasar GMIT Koro'oto yang sedang dibangun. Dua unit bangunan sudah sampai pada pemasangan atap, dan pekerjaan lainnya menuju akhir.
Â
Setiap harinya, Ketua Komite SD GMIT Koro'oto mendampingi para pekerja bahkan nyaris mereka bekerja 24 jam sejak September 2023. Para pekerja bagai berkompetisi pada unit 1 dan unit 2. Mereka bertekad akan menyelesaikan pada akhir Desember 2023 ini.Â
Kembali ke SD Negeri Naet, apakah mereka akan dapat menyelesaikan bangunan itu pada akhir Desember 2023? Menurut Kepala SD Negeri Naet, Susana Obehetan, mereka berada pada alur kesabaran tingkat tinggi sambil menyapu dada. Dua kali September (2022, 2023) telah berlalu. Guru, siswa dan orang tua sungguh-sungguh berada dalam alur kesabaran dan penantian penyelesaian bangunan bangunan sekolah yang terlihat akan mentereng. Mereka akan sangat bersukacita. Sesak di dada akan lenyap seketika bila mereka akan diizinkan untuk mulai memanfaatkan ruang-ruang kelas pada bangunan baru yang terlihat mewah dan (entah akan) kokoh.
Penutup
 Siapakah guru yang tidak menghendaki bangunan sekolah dalam keadaan baik, terlihat megah dan mewah, berisi segala fasilitas yang kiranya memotivasi inovasi dan kreativitas? Para guru SD Negeri Naet sebanyak 11 orang sedang dalam kesabaran. Mereka bersabar saja, mendoakan saja, dan terus membangun komunikasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang agar koordinasi dengan Dinas PUPR Provinsi melalui Balai Perumahan Rakyat dapat mewujudkan secara lebih cepat.
Sampai di sini catatan hari ini.
Umi Nii Baki-Koro'oto, 2 Desember 2023
PA ~ Pemulung Aksara ~ Heronimus BaniÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H