Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Suka membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa. Menulis puisi sebisanya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kau Mengalunkan Nada Indah Aku di sini Mengais Bumi

12 September 2023   19:31 Diperbarui: 12 September 2023   19:47 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Roni Bani via tangkapan layar video

Hari ini, Senin (11/9/23) Ketua Umum Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) berkunjung ke Kabupaten Kupang. Lokasi yang ditentukan oleh Pengurus Pospera Kabupaten Kupang, di Kelurahan Buraen, Amarasi Selatan. Pada kesempatan ini, Ketua Umum Pospera, Bustar BV Manurung melantik Pengurus Daerah Pospera Kabupaten Kupang dan Pengurus Anak Cabang di sejumlah kecamatan.

PA mendapat undangan sebagai seorang Budayawan dengan permintaan oleh panitia agar PA menulis dan membacakan satu puisi.

Kau Mengalunkan Nada Indah Aku di sini Mengais Bumi

Wahai Bumi Pertiwi! Aku duduk di sini menerawang cakrawala. Aku terpekur di sini menyendengkan pendengaran dan memasang mata awas berjaga-jaga. Aku tak sedang lelap di pembaringan mengangkasakan mimpi meraih bintang dan menyapa rembulan. Mengarakkan imajinasi pada jejeran gemawan. Aku memanggul pacul, menyandang parang mengukir emosi pada tanah pijakan. Tanah pijakan tak berteriak. Ia kuelus dan kubelai dirinya hingga memberi susu dan madu pada waktunya. Waktu bercerita, susunya belum seberapa mencukupi, ada pula kisah madunya tak jua meneteskan jernih dan manisnya. Saat itu aku meradang. Waktu memberi kabar madu dan susu bertimbun membukit sebentar, aku gembira dan riang. Keriangan tak berlangsung lama. Alam mengguruiku dengan terpaan badai, longsor dan banjir. Semesta mengajariku dengan kekeringan dan paceklik. Penguasa mendidik dan mengingatkan dengan sentuhan bergincu bibir.

Wahai Bumi Pertiwi! Aku merindukan untuk berdiri dan melangkah. Dapatkah kau memberi tangan agar kujadikan pegangan saat aku berdiri? Mungkinkah ada kesukarelaan memberi tongkat penyangga ragaku ini sambil mengeliminir item pelais isi? Tambahkanlah nutrisi pada ragaku agar semangatku tak pudar dan pupus. Ada kesadaran padaku, aku tak harus memelas, karena aku pekerja keras. Dirimu senantiasa memberi tunas-tunas harapan. Sang tunas-tunas harapan memijak ragamu. Kau merasakan, menikmati dan menghidupkan mereka. Mereka hendak menjadi payung peneduh dan pohon sandaran. Aku tetap akan menyusuri lorong tantangan dengan memandang cahaya keagungan dari kemakmuran semu di ujungnya.


Wahai bumi pertiwi! Aku memandang di kejauhan ada bintang-bintang sedang berkejaran. Para bintang hendak menduduki singgasana kemuliaan berpijar. Salam jabat, senyum sumringah, kata diujarkan meremukkan tulang hingga membelokka arah komitmen. Pelukan indah sesaan di sini, bergeser ke gendongan mesra di sana. Kiriman pesan ritme kepekaan ditempatkan pada kantong-kantong kenci, sementara kotak pandora mulai terbuka tanpa kepastian penentuan bintang kembar.


Adakah kau, wahai pertiwi, sudi menyajikan sang kembar di tatatan emosi jiwa bergejolak agar airah menaiki tangga singgasana ditopang tangan-tangan pemegang pacul, parang dan kayuh?

Di sini, di tempat ini, kaum pengelus debu dan lumpur menyapa. Kaum pendayung dan pengais di pesisi dan laut dangkal memberi salam. Mereka memanfaatkan energi dan daya berkobar, ketika kau mengalunkan nada indah berkumandang, aku dan kami di sini mengais bumi.

Merdeka, Merdeka, Merdeka, Jayalah Indonesia.


Suit-Buraenk 11 September 2023


Setelah membaca,PA meminta izin untuk menyerahkan dua buku sebagai titipan kepada bakal calon Presiden yang Pospera dukung. Semoga kedua buku itu sampai di tangan sang bakal calon presiden sebagaimana janji Sang Ketua Umum Pospera tingkat Nasional. 

PA ~ Pemulung Aksara

Umi Nii Baki-Koro'oto, 11 September 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun