Pada Upacara memperingati hari Proklamasi Kemerdekaan NKRI, ke-78 Tingkat Kecamatan Amarasi Selatan Kabupaten Kupang di Sonraen, PA berkesempatan menulis puisi seperti di bawah ini.
Apakah Kamu Berkebebasan?Bila harimu menggemakan MERDEKA,
apakah kamu berkebebasan?
Bila bangsamu menjunjung akhlak mulia, moral, kesantunan dan keramahan,
apakah kamu berkebebasan?
Bila persatuan dan kesatuan bangsa direkateratkan dengan perekat ideologi yang satu,
apakah kamu berkebebasan?
Bila konstitusi menata visi negara yang terus digaungkan pencapaiannya dalam karsa dan karya,
apakah kamu berkebebasan?
Bila persahabatan dan persaudaraan dalam heteroganitas suku bangsa, rasa, budaya, bahasa, agama, dan ragam lokus
apakah kamu berkebasan?
Theokrasi kamu anggap sebagai kesunyian kepemimpinan belaka.
Mulutmu penuh dengan dogma keagamaan menjunjung Tuhanmu,
karaktermu entah harus disandingkan dengan apa di sekitarmu?
Otokrasi dan oligarki kamu teriaki dalam kesenyapan berasap menunggu ledakan reformasi,
mungkin kamu menghendaki revolusi, siapa menduganya?
Demokrasi membentang di hadapanmu kini, kamu posisikan sebagai kebebasan
tanpa batas, unlimited
Kamu bebas mengujar sesukamu, emosi dan spirit bangsa kamu mainkan
Kamu leluasa berbicara dengan membingkainya dalam alam demokrasi
Kamu bahkan telah melupakan kesantunan dan keramahan bermetafora
Wahai bangsaku
Apakah arti kemerdekaan dalam demokrasi bagimu?
Bukankah tatanan budaya ketimuran sebagai yang santun nan ramah patut dijunjung?
Mari berefleksi pada hari merdeka ini
Wahai para pini sepuh, spiritmu tak lapuk dalam dadamu
Injeksikan pada kaum mudamu
Wahai kaum muda,
Jadilah pionir berkarakter dalam karsa dan karya
rayakan kejayaanmu dalam kemuliaan sebagai bangsa berakhlak mulia.
Sonraen, 17 Agustus 2023
Baca juga: Maka Berceritalah Kami
By: Heronimus Bani, M.M
apakah kamu berkebebasan?
Bila bangsamu menjunjung akhlak mulia, moral, kesantunan dan keramahan,
apakah kamu berkebebasan?
Bila persatuan dan kesatuan bangsa direkateratkan dengan perekat ideologi yang satu,
apakah kamu berkebebasan?
Bila konstitusi menata visi negara yang terus digaungkan pencapaiannya dalam karsa dan karya,
apakah kamu berkebebasan?
Bila persahabatan dan persaudaraan dalam heteroganitas suku bangsa, rasa, budaya, bahasa, agama, dan ragam lokus
apakah kamu berkebasan?
Theokrasi kamu anggap sebagai kesunyian kepemimpinan belaka.
Mulutmu penuh dengan dogma keagamaan menjunjung Tuhanmu,
karaktermu entah harus disandingkan dengan apa di sekitarmu?
Otokrasi dan oligarki kamu teriaki dalam kesenyapan berasap menunggu ledakan reformasi,
mungkin kamu menghendaki revolusi, siapa menduganya?
Demokrasi membentang di hadapanmu kini, kamu posisikan sebagai kebebasan
tanpa batas, unlimited
Kamu bebas mengujar sesukamu, emosi dan spirit bangsa kamu mainkan
Kamu leluasa berbicara dengan membingkainya dalam alam demokrasi
Kamu bahkan telah melupakan kesantunan dan keramahan bermetafora
Wahai bangsaku
Apakah arti kemerdekaan dalam demokrasi bagimu?
Bukankah tatanan budaya ketimuran sebagai yang santun nan ramah patut dijunjung?
Mari berefleksi pada hari merdeka ini
Wahai para pini sepuh, spiritmu tak lapuk dalam dadamu
Injeksikan pada kaum mudamu
Wahai kaum muda,
Jadilah pionir berkarakter dalam karsa dan karya
rayakan kejayaanmu dalam kemuliaan sebagai bangsa berakhlak mulia.
PA menulis puisi di atas pada dinding WhatsApp Grup Panitia Pelaksana Perayaan dan Upacara Hari Proklamasi Kemerdekaan NKRI ke-78 Tingkat Kecamatan Amarasi Selatan. Sesudah menulis dan mengirimkan, PA pindahkan ke blog ini. Puisi yang disiapkan untuk dibacakan sesudah upacara, tidak sempat dibacakan berhubung beragamnya acara, namun PA bersyukur mendapatkan inspirasi untuk menulis di tengah kesibukan membantu panitia Seksi Kesenian.
PA ~ Pemulung Aksara
Sonraen, 17 Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H