Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ruang dalam Buku Bambu

7 Juli 2023   07:12 Diperbarui: 7 Juli 2023   20:14 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi-pagi di perbukitan berlereng sirna sang fajar,
manakala surya menggoyang dalam ritme tetap
gemawan hitam pun seringkali turut bergeser
dalam kilau nan silau sang surya tanpa kelip
tetumbuhan liar melirik tingkah para nuanser
mereka tersenyum dalam siulan dedaunan
ketika angin mendesah dalam rayuan

Bambu di tebing bergeming dalam rasa
manakala bola matanya memandang cakrawala
di sana tergambar suara penyeru alam dan insan
kaum agamawan membentak dan mengepal tinju
gerigi mereka tumbuh taring lebih panjang
hendak mencabik tak dapat diwujudkan
hingga melolong di pagi hingga petang

Bambu memberi ruang pada dirinya
siapa menangkap peluang dalam isian ruang
butuh kreativitas menata heteroganitas insan
hingga penuh pun masih berasumsi ruang kosong
agar tiada sungkan mengujarkan idealisme
pada pembijaksana pengontrol keadilan
di lorong kemewahan dan kemuliaan dogmamu

Umi Nii Baki-Koro'oto, 7 Juli 2023

Heronimus Bani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun