Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Suka membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa. Menulis puisi sebisanya

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Saat Horizon Mencumbui Juli

2 Juli 2023   06:45 Diperbarui: 2 Juli 2023   06:49 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Pemulung Aksara rindu main-main dengan kata-kata roman (tik) lagi..... haha...)


Sang Juli telah merapat dan telah menghunjukkan rupanya. Ia tampil di panggung sangkala pada termin pertama dengan wajah kusam. Akh... bolehkah bertanya padanya, "mengapa kusam wajahmu, wahai Juli (us) Sang Kaisar? Tidakkah kau hendak menunjukkan wibawamu di hadapan sangkala dan kosmos bernagari?"

"Aku tak dapat menahan energi cumbuan Sang Horizon. Ia mencumbuiku dengan bumbu kecemasan. Mega-mega kecil yang kupanggil agar memberi kesejukan, justru yang datang bermuatan bilyunan butiran air.  Lihatlah, titik-titik air yang ia bingkai bukannya dipercikkan. Ia malah menuangkannya begitu banyaknya. Alhasil, aku tampil di panggung sangkala dengan wajah kusam," jawab Sang Juli 

Kosmos bernagari tampil pula dalam dua rupa. Rupa pertama tersenyum, rupa sebelahnya cemas. Senyumannya memberi harapan tentang kehidupan di sekitarnya yang akan menghijau dan mengantarkan ayu nan riang. Cemasnya beralasan berhubung Sang Juli (us) semestinya mengantarkan cahaya kesejukan ketika mentari pagi menyapa ramah setiap paginya, dan ketika senja tiba akan meninggalkan premis berbahana. 

Insan ber-Tuhan berupaya menggerakkan tubuh yang sedang kesemutan. Atmosfer bermuatan kesejukan berganti rasa menjadi dingin hendak membekukan darah yang hambar rasa. Aliran darah membutuhkan gerak badan secara lebih kuat dan bersemangat. Raga mesti merasakan kehangatan di kala hambar rasa mencengkram. Lalu, gerak kaki mengangkut tubuh menuju ke tempat bersekutunya kaum ber-Tuhan. Di sana saling sapa dalam cinta kasih. Cemas, galau, gelisah akan dikikis manakala asa bertumpu pada kasih abadi Ilahi.

Entah lintas sangkala akan berganti rona esok ataukah bergeming?

Selamat datang Juli. Cumbu Sang Horizon tak menyurutkan niat melintasi sangkala. Segala makhluk bernafas akan terus berada di dalam ekosistem saling bergantung untuk hidup dalam jaring kehidupan. Kau akan menjadi saksi bisu dalam rentang dan lintas ruang sangkalamu. 

Aku, Pemulung Aksara akan tetap dan terus berada dalam ritme kehidupan bersama kamu, kaum dan umat.

Tersenyumlah ... haha....

Umi Nii Baki-Koro'oto, 2 Juli 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun