Pengantar
Nusa Tenggara Association (NTA) salah satu Non Goverment Organization (NGO) yang bergerak di bidang sosial telah mendampingi masyarakat Nusa Tenggara Timur dalam rentang waktu yang cukup lama. Misi yang diembannya yakni mengurangi kemiskinan di kalangan masyarakat pedesaan Nusa Tenggara Timur, Indonesia. NGO ini mengambil pendetakan akar rumput untuk mendukung kesejahteraan masyarakat. Demikian kalimat pendek ini dikutip dari website NTA (ini).
Salah satu bidang yang mendapat perhatian NTA yakni bidang pendidikan. Sejumlah sekolah telah menjadi mitra kerjanya di Kabupaten Kupang. Di antara program kerja NTA yang diwujudkan, pembinaan pustakawan dengan ikutannya yakni lomba anak bercerita. Lomba anak bercerita ini dibuat oleh karena diyakini ada side effect dari membaca buku-buku cerita di perpustakaan. Anak diyakini memiliki kemampuan menceritakan kembali apa yang sudah dibacanya, terutama yang bersifat cerita: dongeng, fabel, cerita bergambar/komik dan lain-lain. Itulah sebabnya, NTA bersama Unit Pelaksana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Fatule'u Kabupaten Kupang, NTT mengadakan Lomba Anak Bercerita (ini)
Jalannya Lomba
Merencanakan lombaanakn bercerita butuh kesabaran dari para pemerhati dan pegiat Literasi. NTA mengajak para guru di Kecamatan Fatule'u Kabupaten Kupang, NTT melalui satu kegiatan sosialisasi. Hal yang sama pernah dilakukan di Pulau Semau Kabupaten Kupang. Dua kali kegiatan lomba bercerita ini dilaksanakan di pulau itu dengan hasil yang menggembirakan. Guru dan siswa (anak) antusias mengikuti kegiatan ini.
Sosialisasi yang dilakukan oleh NTA mendapat sambutan positif. Para guru memotivasi siswa untuk rajin membaca. Siswa pun tak tinggal diam. Mereka menikmati buku-buku bacaan, khususnya dongeng-dongeng Nusantara.
Kini giliran tiba pada membaca dongeng atau legenda dari Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mereka mendapat kesempatan membaca 3 dongeng; Suri Ikun dan Bui Ikun; Legenda Fafi Nesu; dan Kuda Sembilan Kepala.
Di samping mempersiapkan siswa, Panitia pun terbentuk secara ramping terdiri dari unsur NTA, Kepala Sekolah dan Guru. Sederhana saja panitia ini agar tidak menelan anggaran. Tim Juri pun dibentuk. Tim Juri yang dibentuk haruslah orang-orang yang kredibitlitas dan kapabilitas diri mereka dapat diandalkan. Tiga orang guru terpilih menjadi anggota tim juri. Dua orang di antaranya sebagai kepala sekolah dan seorang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Ketiganya berasal dari tempat yang berbeda demi independensi.
Hari perlombaan tiba, Senin (12/6/23). Pengurus NTA lengkap dengan para karyawan tiba di lokasi lomba. Panitia hadir secara lengkap. Sekolah-sekolah yang mengirim peserta hadir sebanyak 21 sekolah. Tiap sekolah menghadirkan kepala sekolah, guru pendamping dan mengizinkan orang tua untuk dapat mendampingi.
Panitia bersepakat memilih Sekolah Dasar Inpres Lili Kecamatan Fatule'u sebagai tempat penyelenggara kegiatan lomba. Salah satu faktor pendukung keterpilihan SD Inpres Lili yakni panggung. pada halaman depan sekolah telah ada panggung yang selalu siap untuk kegiatan di luar gedung. Panitia menyiapkan segala perlengkapan yang diperlukan, di antaranya tenda, sound system, tempat untuk juri, pengurus NTA, para Kepala Sekolah, guru, orang tua dan siapa pun yang rindu menjadi penonton. Satu hal lain yang tidak abai yakni konsumsi.
Di lokasi, para peserta menarik undian untuk menentukan urutan tampil. Dua puluh satu undian dibeberkan. Setelah semuanya mendapatkan nomor undian, dimulailah acara seremoni pembukaan yang terdiri dari:
- Doa
- Laporan Ketua Panitia
- Sambutan Pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Fatule'u
- Sambutan Pengurus NTA sekaligus membuka acara lomba
Sesudah seremoni ini, dilanjutkan dengan memperkenalkan tim juri sekaligus meminta untuk  berada di tempat yang telah disediakan. Lomba pun dimulai. Nomor undian 1 sampai 21 dipanggil berturut-turut, namun butuh waktu jedah untuk acara makan bersama. Jadi ketika waktu menunjukkan pukul 12.30 WITa Panitia mengistirahatkan lomba agar semua orang dapat menikmati makan bersama.
Lomba dilanjutkan sesudah makan bersama. Keseluruhan lomba baru berakhir pada pukul 16.30 WITa. Tim Juri membutuhkan waktu lebih dari 30 menit untuk merangkum nilai dan berdiskusi. Diskusi penuh dinamika karena tiap peserta memiliki keunikannya. Catatan dari anggota tim juri menjadi acuan ketika memberi skoring. Diskusi yang alot pun berakhir dengan kesepakatan mendapatkan 10 peserta terbaik dari 21 peserta.
Pengumuman akan dimulai, namun ada kekuatiran ketika pengumuman hasil lomba berakhir, maka seremoni penutupan tidak diikuti oleh mereka yang kesuksesannya tertunda. Maka, disepakati untuk diahului dengan acara penutupan yakni:
- Sambutan Ketua NTA sekaligus menutup acara lomba
- Doa
Pengumuman pun dilaksanakan oleh Tim Juri dengan memberikan komentar (catatan) dan inspirasi. Semua catatan dan inspirasi diterima oleh peserta, Panitia, Kepala Sekolah dan Pengurus NTA serta para guru yang hadir.
Dari sepuluh peserta yang disebutkan namanya, enam peserta di antaranya mendapat hadiah berupa piala dan piagam serta paket buku. Empat peserta lainnya mendapat paket buku pula. Jadi, 10 besar semuanya mendapat paket buku dari NTA.
Ketika semuanya bubar, sebagai suatu lomba ada kecewa dan gembira namun akan terus berefleksi.
Umi Nii Baki-Koro'oto, 13 Juni 2023Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H