Ternak babi yang tewas bukannya dibuang, tetapi ada 3 orang mengambil bangkai itu, dibakar dan dijadikan makanan yang nikamt. Kenikmatan itu ditambahkan dengan minuman beralkohol. Dampaknya sangat terlihat. Mereka meracuni diri sendiri.
Anggota keluarga membawa mereka ke rumah sakit. Dua orang tidak tertolong. Jenazahnya dibawa kembali untuk dikuburkan sesuai kebiasaan masyarakat setempat.
Di sini, ada pembelajaran yang teramat berharga. Maka, apa yang kiranya perlu mendapatkan perhatian?
- Toko obat berizin sekalipun seharusnya tidak menjual/memberikan obat kepada orang-orang yang tanpa identitas yang pasti sebagai perawat atau dokter hewan.Â
- Jarum suntik untuk ternak/hewan pun sesungguhnya mesti berada di tangan para perawat atau dokter hewan, bukan pada peternak babi sekalipun itu hanya untuk menyuntikkan vitamin.
- Peternak babi perlu melakukan koordinasi antarpeternak dan dengan petugas lapangan, dan segera melaporkan kepada instansi terkait tentang gejala sakit yang terlihat pada ternak babi
- Petugas lapangan (perawat dan dokter hewan) yang sigap selalu di lapangan, walau harus diakui bahwa jumlah terbatas, wilayah yang harus dikunjungi menyebar.
- Pemerintah desa/kelurahan dan secara berjenjang secara terus-menerus melakukan sosialisasi dengan memanfaatkan berbagai kanal media agar masyarakat (peternak) memiliki pengetahuan yang sama tentang penyakit pada ternak, pencegahan dan pengobatannya
Demikian kira-kira apa yang dapat saya papar di sini.
Bagaimana opini Sahabat?
Umi Nii Baki-Koro'oto, 8 Februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H