Majalah Suara Guru terbit sejak 1966 dan telah mengalami perkembangan yang luar biasa dari segi tampilan dan isinya. Izin terbitnya dikeluarkan oleh Departemen Penerangan melalui Skp.Deppen No.109 & SK-PDHM-STT-66 tanggal 18 Februari 1966. Redaksinya berada di Gedung Guru Indonesia, Jalan Tanah Abang III/24 Jakarta Pusat.
Penulis sudah mendengar tentang Majalah Suara Guru. Seorang rekan guru yang sudah menjadi Pengawas di Kabupaten Kupang pernah memperlihatkan satu bundel majalah ini ketika bertemu pada satu kesempatan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang. Sejak itu, Penulis ingin mengirim naskah artikel ke redaksi Majalah Suara Guru, tapi bagaimana caranya?
Oktober 2022, Redaktur Pelaksana Majalah Suara Guru bertandang ke kota Kupang. Di dalam rombongan PGRI yang datang dari Jakarta ada 2 sahabat penulis yang sudah Penulis kenal. Salah satu di antaranya pernah bersua di Hotel Pelangi Kupang pada kesempatan workshop menulis yang diadakan oleh Pengurus Daerah PGRI Kota Kupang. Seorang lagi, belum pernah bertemu tetapi sudah pernah bersama dalam karya antologi.
Oktober 2022, SMA Negeri 3 Kota Kupang mengadakan satu kegiatan workshop kepenulisan. Penulis menghadirinya dengan mendaftar secara online. Pendaftaran dilakukan kira-kira dua jam sebelum acara pembukaan dimulai. Sesudah mendaftar, mesin motor dinyalakan dan berangkatlah ke kota Kupang.
Ketika tiba di lokasi penyelenggaraan workshop dan mengikutinya, terasa seperti bukan workshop kepenulisan. Materi tidak disertai dengan pelatihan yang menghasilkan, tetapi "dihamburkan" saja. Entahlah ada dampak pada pesertanya atau tidak, Penulis tidak mengetahuinya secara persis.Â
Pengurus PGRI Provinsi NTT Bidang Keperempuanan (Perempuan PGRI Provinsi NTT) sebagai Penyelenggaralah yang pantas untuk mengikuti perkembangan apa yang sudah dan sedang terjadi setelah kegiatan itu. Bila kurang berdampak, apalah artinya workshop dibandingkan dengan seminar?Â
Penulis bertemu dengan dua sahabat yang tergabung dalam WhatsApp Group Pegiat Literasi Nusantara. Salaman, dan diperkenalkan dengan Redaktur Pelaksana Majalah Suara Guru. Jadilah selanjutnya dengan mudah berkomunikasi atas alasan saling memberi dan berbagi informasi melalui aplikasi medsos WhatsApp.
Ketika Sang Redaktur Pelaksana tiba kembali di Jakarta, ia menyapa melalui stafnya yang memberikan satu topik tulisan. Penulis mengurai topik dengan menulis satu artikel berjudul ayah di era digital. Edisi November-Desember 2022 Majalah Suara Guru terbit. Artikel ini masuk dalam kolom opini, sementara sahabat penulis bernama Meynia (Kepala SD Negeri Mauk II, Kabupaten Tangerang, menulis dengan judul Heronimus Bani, Gigih Mengembangkan Literasi di NTT. Bangga? Akh... semestinya tidak perlu. Ini suatu bentuk apresiasi sesama sahabat penulis.Â
Majalah Suara Guru edisi November-Desember 2022 Penulis tidak memperolehnya. Tetiba pada 3 Februari 2023, Meynia mengirim gambar dari hasil jepretannya pada Majalah Suara Guru. Kali ini Redaksi menempatkan tulisan berjudul Pergeseran Budaya di Pedesaan Timor. Pada artikel ini terdapat foto rombongan peminangan (maso minta ~ Bahasa Melayu Kupang) dimana Penulis berjalan paling depan. Penulis teringat artikel di Kompasiana.
Penulis menghubungi Meynia dan kepadanya dimintakan nomor narahubung yakni staf redaktur pelaksana. Komunikasi dibangun, dan akhirnya pada 8 Februari 2023, dua eksemplar Majalah Suara Guru tiba di pedalaman Timor pada alamat penulisnya.