Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kutukan

1 Februari 2023   10:57 Diperbarui: 1 Februari 2023   11:02 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pemulung Aksara duduk di sini di ruang pungut aksara menyaksikan aksara menari-nari dalam rona kurang ramah ketika rumah ibadah diperlakukan amat buruk dengan bom penghancur massal, kutuk pun lahir dari bibir dan liang mulut kaum pada kaum penghancur

Terkutuk... terkutuk... terkutuk...

Sayangkan mereka bagai kutu, kutu, kutu yang terus hidup, mati satu bertelur ribuan merambah isi kepala dengan doktrin kehancuran, kutu humanisme tak rela hancur dalam ziarah zaman

 Umi Nii Baki-Koro'oto, 1 Februari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun