Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Riak Teriak

23 November 2022   23:10 Diperbarui: 23 November 2022   23:23 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Riak-riak malam, riak teriak berarak ke satu arah, satu titik rasa, satu sasar asa degup jantung, Qatar bergetar, riak teriak  gulita lalai pada hening teduh, bayi-bayi telah lelap, insan dan semesta udik nyenyak bersama nyanyian usil sang nyamuk,

Qatar sadar ramai, teriak pemulung aksara tak 'kan terdengar, Qatar hingar hingga berisik ribut, pemulung aksara menjerit jingkrak tak terlihat, rinai malam menggelinding tanpa hening, sang bundar digelandang kaki bertandang sentuh, desing dalam sarang, gol

Qatar tebar pariwara, pemulung aksara sebar aksara dengan jemari bertempik tanpa suara, tontonan di layar lebar dongak  rupa belalak mata, desah nafas ramai tak damai, unggulan naik-turun agunan citra mulia gemilang lampau terhantar

Umi Nii Baki-Koro'oto, 24 November 2022

ketika pergantian hari ramai penonton sepakbola perhelatan akbar Sepakbola Piala Dunia, live 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun