Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bumi Menari Insan Bertangisan

22 November 2022   06:02 Diperbarui: 22 November 2022   07:04 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gulita menyelimuti mayapada, nada-nada malam hanyut dalam penghantaran ke pelukannya, insan lelap dalam lelah, penat tergusur menuju hari baru, spirit keteguhan dimulai nanti

Siapa menduga tarian bumi keras menghentak tanpa awalan, berkali dan lagi, riang padanya tangis pada insan, pepohonan dan tetumbuhan membisu mengatup bibir, bukit dan lembah, gunung dan lereng diam termangu, hendak bercerita hanya bersimbol pada tanda dan gejala

Tarian bumi menghentak berkali, rontok balai dan vila, gedung dan graha, pondok dan rompok, bergidik rasa dan kandas spirit seharian, datang kaum penolong menadah nada pilu, menorehkan tempo berhumanis, kiranya rupa kembali merona 

Koro'oto-Kee'runat, 22 November 2022  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Kekasih dalam Gempa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun