Bertalu gema lonceng gereja, burung gereja tak kaget, ia bersiul menyambutnya, bintang fajar terbit mengawali semburan cahaya pagi, ia tersenyum dan melambai rayu, pemulung aksara sadar pada Ilahi Sang Khalik semesta alam.
Rerumputan tak resah, bunga di himpitan bebatuan karang pun tersenyum mengulurkan cinta setianya, dedaunan pada pohon nyiur tenang teduh bersama rumpun pinang-pinangan yang tampak hendak menari memuliakan Ilahi Sang Khalik semesta alam
Kaki-kaki kecil bocah beranjak dalam lari-lari kecil di samping lenggang tangan kaum dewasa dalam persekutuan menghadap hadirat Sang Mahakudus dalam kemuliaan-Nya, di sana puja dan sembah, syukur dan doa dihunjukkan pada Ilahi Sang Khalik semesta alam
Insan tercipta oleh Kreator Agung memuliakan kasih dan kemurahan-Nya dengan madah indah: Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apa pun yang mustahil untuk-Mu!Â
Koro'oto, 13 November 2022Â
NB: kalimat yang dicetak miring dikutip dari Kitab Yermia 32:17
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H