Aku baru saja melirik pada setangkai bunga pagi ini.
Rona wajahnya ceria berwarna jingga dibaur merah keputihan.
Dedaunannya bergoyang melenggak-lenggok
bagai penari teunraen Pah Amarasi.
Kususuri sekelilingnya,
ia tegar berdiri pada batangnya yang berisi cairan belaka.
Mengagumi keindahan pagi ini,
Sang Bunga pun bercanda,
"Hai insan ber-Tuhan, bersyukurlah atas anugerah keindahanku,
walau kusadari kau lebih indah daripada diriku ini."
Pemulung Aksara merona wajah
mendekatrapatkan indra penglihat
Oh Sang Bunga tak sedang bercanda.
Ia tak akan lama hidup.
Batang berairnya akan habis,
lalu layu dan gugurlah bunganya pada saat teriknya matahari.
Aku kembali pada jalanku, sambil bersyukur pada Tuhan Sang Khalik.
Selamat pagi Sahabat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H