Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pemulung Aksara Masih Bisu

4 November 2022   05:41 Diperbarui: 4 November 2022   05:45 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi satu pemandangan di bibir bendungan Raknamo, foto: RoniBani

Waktu berlalu, hari berganti
saat nuansa hidup bagai rutinitas belaka
saat kicau burung pun bagai rutinitas
saat kokok ayam menyambut fajar pun rutinitas
saat jangkrik bersuara melengking dalam rutinitas
dan semua masih melangsungkan rutinitasnya
dan itu pertanda kehidupan berlangsung normal saja
kecuali pada insan polah penyelenggara artifisial

Aku duduk di sini
menyambut pagi dalam nada sendu
keremangan telah berlalu sesaat fajar menyibak
keemasan warna telah dipancarkan
gemawan pagi malu-malu pergi
peladang melangkah ringan
sementara aku masih menjadi pemulung aksara
dalam kebisuan yang belum dapat memberi makna

Umi Nii Baki-Koro'oto, 4 November 2022

*puisi pagi ini masih dalam nada pemulung aksara membisu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun