Rintik di Rindang Ufuk
Aku duduk di sini
menengadah ke langit selatan
awan menggumpal berkejaran
bayu mendayu pandang
di sana kaum tani ladang
menari tanpa rona
karena rintik mengubah raga
gerimis menjadi hujan
desah mendesak deras
hingga pori terbelalak
Mataku menggelinding jauh
nun di sana terlihat jejeran aksara
dijahit dalam rentang gandengan
mengetalase keindahan irama
dalam nada bersayap makna
saat senja tiba di rindang ufuk
Aku mendongak lagi
menyapa kaum pelukis akta
dengan kuas berisi kata
Aku menyapa tiada seberapa
ketika rintik kembali lagi
gelinding mata inginkan rindang
agar tak kuyup jemari penari
di pentas lambang bunyi berjibun
hingga tersusun rapi di sini
saat ufuk memberi salam
Salam dari nun jauh
Umi Nii Baki-Koro'oto, Â 30 Oktober 2022; Mara Menulis dan membaca Sahabat
*Salam dari Timor untuk penulis dan penikmat puisi di Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H