Dua Januari 2025. Sekitar pukul 04.00 WITa dinihari, satu unit mobil pikap membawa sepasang suami-isteri dengan ditemani beberapa orang menuju kota Kupang. Di kesunyian dinihari itu, deru mobil memecah gelap dan gerimis. Lampu mobil menyorot jalan beraspal, melaju cukup kencang. Mengapa? Seorang ibu akan segera melahirkan.
Pikap dipacu melalui jalur berputar, walau sesungguhnya ada jalur pendek, namun aspal yang sudah hancur, berlubang di beberapa titik sehingga pengemudinya mengambil haluan jauh beberapa kilometer sebelum tiba di jalur utama menuju kota Kupang.
Tiba di salah satu stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) dalam wilayah Kabupaten Kupang menuju kota Kupang, pikap dibelokkan ke sana. Penumpangnya membutuhkan kamar kecil. Ibu yang akan melahirkan menuju kamar kecil, dugaan mungkin akan melahirkan. Ternyata, tidak.
Perjalanan dilanjutkan. Pikap tiba tepat pukul 06.00 WITa. "Botong su sampe jam 6."Â demikian pesan WhatsApp dari Pengemudi pikap.
Para petugas di Rumah Sakit Wirasakti Kupang sigap menolong. Mereka segera membawa sang ibu yang akan melahirkan ke ruang yang diperuntukkan untuk maksud ini. Sayang sekali, kondisi tertentu yang tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal.
Keputusan diambil oleh suaminya. Keputusan itu yakni operasi. Maka, Â ibu yang akan melahirkan kini mesti dipindahkan ke ruang operasi.Â
Tidak butuh waktu lebih dari 2 jam untuk proses kelahiran dengan pendekatan operasi. Bayi pun melengkingkan suaranya menembus tembok hingga terdengar di ruang tunggu. Anggota keluarga yang menunggu tersenyum. Bayi telah tiba di alam terbuka yang masih tertutup tembok dan pintu yang tidak diperkenankan siapa pun masuk kecuali petugas resmi setelah memencet bel.
Seorang anggota dari tim penolong di ruang operasi memberitahukan kondisi anak dan ibu. Keduanya selamat.Â
***
Kota Kupang diguyur hujan rintik-rintik dalam satuan waktu yang cukup lama hari itu. Kendaraan lalu-lalang walau tidak seramai biasanya karena masih dalam suasana libur Nataru. Sebahagian besar toko sedang tutup.Â