Mohon tunggu...
Heronimus Bani
Heronimus Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis seturut kenikmatan rasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Batu Pertama Batu Penjuru

9 November 2024   11:49 Diperbarui: 9 November 2024   11:55 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pejabat Pemerintah memegang batu pertama; sumber: https://infontt.com/

Masyarakat adat di Timor pun mengganti pendekatan nii ainaf dengan mofu' faut fua mese' yang secara harfiah jatuh batu buah satu ~ batu satu buah jatuh, maksudnya, meletakkan batu pertama. Batu pertama yang dimaksudkan di sini yaitu batu sudut, batu penjuru, batu yang menjadi cikal-bakal bersejarah dari bangunan tersebut. Batu itu akan "tegak berdiri" di dalam dasar bangunan yang memikul beban keseluruhan bangunan selama mungkin. Ia akan bertahan di sana ketika suatu waktu bangunan itu mengalami berbagai terpaan seperti: angin, hujan, hingga perubahan secara fisika yakni lapuk, karatan dan lainnya yang menjadi penyebab kerusakan dan kehancuran bangunan.

 

Mofu' faut fua mese' pada kalangan masyarakat adat di Timor sudah menjadi budaya baru yang menggantikan nateek nii ainaf ~ meletakkan/menancapkan tiang induk. Hal ini karena upacara nateek nii ainaf kurang populer atau tidak dipopulerkan pada zaman ini ketika orang mulai menggeser konstruksi bangunan rumah tinggal dan rumah adat. Rumah adat diganti konstruksinya dengan beton dan seng sehingga mofu' faut fua mese' yang lebih dikenal.

 

Tempat Ibadah Kaum Kristen di Timor dalam Budaya Mofu' Faut Fua Mese'

 

Kaum Kristen menghafal dan menyanyikan secara baik satu nomor lagu berjudul: the Chruch's One Foundation, karya Samuel J. Stone & Samuel S. Wesley (1864 & 1866) yang diterjemahkan oleh Yamuger dan ditempatkan dalam Kidung Jemaat Nomor 252. Pada penggalan bait pertama lagu ini berbunyi: Batu Penjuru Greja dan Dasar yang esa, yaitu Yesus Kristus, pendiri umat-Nya. Ketika lagu ini dinyanyikan oleh kaum Kristen mereka akan merasakan nuansa yang amat imaniah karena Junjungan umat yaitu Yesus Kristus menjadi "batu penjuru, batu pertama" yang menopang "gereja" yang didirikan-Nya. Jadi, Rabi. Rabuni, Guru Yesus tidak mendirikan agama, Ia mendirikan Gereja yang dalam hal ini bukan gedungnya. Kaum Kristen bila bersekutu, di situlah gereja. Kebutuhan tempat untuk bersekutu secara teratur itulah maka, mereka membangun Gedung gereja. Hal ini sesuai tuntutan zaman sebagaimana yang dilakukan para tokoh dalam alkitab. Salomo membangun Bait Allah (1 Tawarikh 28:9-21; 29:1-9; 1 Raja 5:1-18; 2 Tawarikh 6:12-42; 7:1-5; 1 Raja 11:9-13).

 

Selanjutnya saya mengutip dua ayat alkitab dimana tertulis di sana pernyataan tentang batu penjuru. Mazmur 118:22 berbunyi, batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Ayat ini kemudian dikutip kembali baik oleh Yesus dalam pelayanan-Nya, misalnya dalam Matius 21:41-45. Penulis Kitab Kisah para Rasul 4:11 yang mengutip ayat ini dengan menambahkan catatan sebagai berikut, Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan -- yaitu kamu sendiri --, namun ia telah menjadi batu penjuru. Ayat-ayat alkitab ini (dan pasti masih ada lagi) telah menjadi panduan teologis ketika jemaat/umat Kristen akan membangun satu tempat ibadah yang disebut gedung gereja.

 

W. R. F. Browning[3] (2008) menulis dalam Kamus Alkitab sebagai berikut. Batu penjuru, sebuah batu besar yang ditempatkan pada fondasi di sudut utama suatu bangunan baru. Batu ini menghubungkan bagian ujung tembok dengan tembok sebelahnya, sehingga keduanya menyatu (Ef.2:20). Dalam PL dan PB penggunaan kata ini sebagian besar dalam pengertian metaforis, seperti pada Ayub 38:6. Allah meletakkan batu penjuru di Sion (Yes.28:16) -- pengaman uyang sesungguhnya bagi orang beriman. Dalam PB, Yesus dinyatakan sebagai batu penjuru pada Mrk 12:10 (yang mengutip Mzm.118:22) dan 1 Ptr 2:6 (yang mengutip Yes.28:16). Mazmur tersebut menyatakan bahwa batu yang ditolak telah digunakan sebagai batu penjuru. Oleh para rabi hal ini diberi pengertian mesianik. Bagi umat Kristen, hal ini merupakan bukti dari PL tentang maksud ilahi atas penolakan orang Yahudi terhadap Yesus dan peninggian-Nya oleh Bapa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun