Judul panjangnya sebenarnya begini: nabi-nabi di era globalisasi mengalahkan nabi-nabi semua agama. Sekarang, mall sebagai sebuah simbol liberalisme telah menjadi semacam agama baru.
Mengutip apa yang dikatakan Amin Abdullah, dalam pengantar buku Beragama Dalam Belenggu Kapitalisme, "kapitalisme memiliki ritualnya sendiri, bahkan menyediakan idola-idola untuk ditiru segala sikap kehidupannya, seperti umat beragama yang dianjurkan Tuhan untuk meniru sikap para nabi jaman dahulu. mall bahkan nyaris berfungsi sebagai tempat ibadah dalam menjalankan ritual-ritual perbelanjaan...."
Begitulah kapitalisme dengan berbagai macam turunannya di segala bidang (seperti globalisasi di bidang budaya dan modernisme-postmodernisme di bidang keilmuan) telah menjadi agama baru. Kitab Suci mereka adalah booklet, panduan belanja. Nabi-nabi mereka adalah bintang-bintang iklan dan ritual mereka adalah mengikuti panduan booklet, datang, ambil, bayar lalu pakai. Nah, menariknya adalah mereka berbelanja bukan apa yang mereka butuhkan, tapi untuk prestise. Bahkan, datang ke mall dianggap bagian dari prestise. lebih bergengsi bila dibandingkan anda datang ke tempat ibadah sungguhan. Mall juga memanfaatkan religiusitas masyarakat. itulah sebabnya, mereka menampilkan tema-tema peribadahan pada waktu-waktu tertentu. Ada tema Ramadhan, ada tema idul fitri, ada tema natal. Tapi tema itu hanya sebagian tema-tema yang lain dan kadang kala lebih besar. Hampir setiap hari punya tema dengan menawarkan surga kepuasan yang berbeda-beda. Agama hanya diperalat sebagai sarana promosi.
Ada dua macam nabi-nabi kapitalis. Pertama adalah Nabi yang muncul dari dunia nyata. Yang kedua adalah nabi yang muncul dari dunia 'ghaib' atau fantasi. Nabi yang dari dunia nyata misalnya bintang iklan yang memang sosoknya ada, mulai dari bintang film, bintang sinetron, model, bahkan tokoh agama. Sedangkan nabi dari dari dunia fantasi seperti Superman, Doraemon, dll. Jangan bayangkan bahwa nabi dari dunia nyata ini adalah tokoh yang sungguhan. tidak. dia hanya bagian dari pencitraan, penipuan, simbol yang berbeda dari kesehariannya. Mereka hanya hasil sulapan. Rambut indah bintang iklan shampoo sudah indah duluan sebelum pakai merk shampoo yang diiklankan. rambutnya indah bukan karena pakai shampoo yang katanya bikin indah. Tapi ini menarik masyarakat. bukan salah mereka yang merayu dengan tipuan, tapi masyarakat yang senang dirayu. Bukan salah mereka yang menipu, tapi memang masyarakat (yang diam) yang suka ditipu.
[caption id="attachment_293774" align="aligncenter" width="258" caption="Operasi untuk jadi Superman, gambar dari www.sparehed.com"][/caption]
Nabi yang kedua, semacam superman dan spiderman, jauh memberikan kesan dalam pengisahan. Sampai ada yang ingin menjadi tokoh idolanya dari dunia fantasi ini. Ada anak yang bercita-cita jadi doraemon, ada mas-mas yang ingin punya pacar barbie. Ada orang yang mengoperasi dirinya agar mirip tokoh idolanya. Padahal, tokoh yang lahir dari dunia fantasi ini, sering-sering tidak realistis. coba perhatikan proporsi tubuh barbie dengan ukuran dadanya?
Nabi yang ketiga ini sebenarnya yang lebih absurd lagi, tokoh fantasi yang jadi bintang iklan. menariknya lagi, dia dipercaya!
[caption id="attachment_293776" align="aligncenter" width="274" caption="manakah yang asli? gambar dari nlru.blogspot.com "]
Apa sebenarnya yang mereka tawarkan? kebenaran? rayuan. Mereka merayu agar kita mau membeli. Baudrilard misalnya, mengatakan bahwa jaman dulu, peta dibuat berdasarkan wilayah, sekarang tidak. peta dibuat untuk membentuk suatu wilayah. gambaran ada lebih dahulu sebelum kenyataan. dan nabi-nabi kapitalisme adalah sarana efektif untuk membangun kenyataan sebuah fantasi yang segalanya berpusat pada satu titik, uang!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H