Mohon tunggu...
Herulono Murtopo
Herulono Murtopo Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

Sapere Aude

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Lelaki Jatuh Cinta di Pandangan Pertama, Wanita di Pandangan Kedua

2 Oktober 2014   17:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:39 2626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lelaki jatuh cinta di pandangan pertama, sementara wanita di pandangan kedua. Soalnya, di pandangan pertama wanita belum sadar kalau si dia kaya. Hehehe.... Ada juga yang bilang, ah ga juga pak, ada wanita yang jatuh cinta di pandangan pertama. Oh itu berarti di pandangan pertama instingnya sudah bisa mengindikasikan bahwa cowok ini bisa menjamin hidupnya. Ini bahasa lain dari kaya. Ada juga yang jatuh cinta setelah berbulan-bulan.... wkwkwkk... itu berarti setelah berbulan-bulan si cowok telah berhasil menunjukkan bahwa dia mampu menjamin kehidupan si cewek.

Sementara cowok, konon dalam hitungan detik (konon sih 8,4 detik) bisa merasakan jatuh cinta pada seorang wanita. Dasarnya apa? dasarnya ya itu tadi, pandangan. Masa harus dicari-cari lagi dasarnya apa. Memangnya dalam hitungan secepat itu bisa menilai cara si cewek menyikapi kehidupan? bahwa dia sabar, penyayang, dll. Ga bisa. Lelaki cenderung to the point. Yang dia lihat, itulah yang menariknya. Kata bang Mario Teguh, lelaki jatuh cinta lewat matanya. Sementara wanita lewat telinganya. Bagaimana seorang lelaki harus bisa merayu dll. Maka, pengetahuan latar belakang si cowok menjadi sangat penting bagi wanita. Sementara bagi lelaki, latar belakang mah nomor sekian.

Wanita memang berfikir jangka panjang. Itulah sebabnya, pertimbangannya juga jangka panjang. Konon, wanita itu (ketika pacaran) meskipun sudah jalan bareng dengan seorang cowok, di otaknya masih ada nama lain sebagai cadangan alias alternatif. Sementara kalau sudah menikah, dia akan berandai-andai. Lelaki juga sama, sering sudah jalan dengan seorang cewek, di otaknya juga ada nama lain. Hanya bedanya, kalau wanita punya cadangan nama untuk diseleksi, kalau laki-laki punya cadangan nama untuk dikoleksi.

Itulah sebabnya ketika laki-laki dituntut sebuah komitmen akan 'mbingungi'. Sementara wanita yang butuh jaminan hidup sangat memerlukan komitmen dari pihak laki-laki. Hal ini berkaitan dengan otak laki-laki yang harus serba praktis, cepat, dan efisien. Laki-laki tak butuh berlama-lama. Bahkan, ada yang mengatakan wanita butuh cinta sedangkan lelaki butuh seks. Wanita butuh kemesraan, sementara lelaki butuh kehangatan. Wanita bercinta, sedangkan lelaki melakukan hubungan seksual. Bagi wanita, bercinta adalah bagian dari bangunan sebuah relasi dan keintiman. Bagi lelaki, bercinta hanyalah penyaluran hasrat.

Makanya, jangan heran kalau di pelabuhan-pelabuhan banyak terdapat tempat-tempat membeli 'wanita'. Sementara tempat membeli 'lelaki' tidak begitu mudah didapati. Kecuali dengan trik-trik tersendiri. Nah, sayangnya.... hal-hal semacam ini tidak memandang jabatan dan status sosial, bahkan bagaimana religiusitasnya. Saya bukan mau mempromosikan ini. Tapi tulisan-tulisan jujur semacam ini, kadangkala justru berguna untuk melihat cara berfikir kedua makhluk itu. Bagi lelaki yang penting membuang energi. Sementara dalam hal cinta, bagi wanita adalah membangun sebuah keintiman.

Maka, kembali ke bagian judul. Mengapa lelaki bisa secepat itu jatuh cinta, karena kebutuhannya bukan jaminan hidup ke depannya. Dia bahkan rela untuk membuang-buang uang demi mendapatkan apa yang menarik di pandangan pertama ini. Maksudnya untuk mentraktir, untuk jalan-jalan, dll. Sementara wanita tidak. Dia memikirkan nanti pada saat-saat terlemahnya, yaitu pada saat dia mengandung dan melahirkan anak. Pada saat-saat ini dia menjadi makhluk yang memang tak berdaya, butuh orang lain yang bisa menjaga dirinya dan menjaga anak yang dilahirkannya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun